Selain itu, mendengarkan dongeng melalui audio dapat meningkatkan kemampuan kognitif karena merangsang daya imajinasi anak dan mendukung mereka untuk menjadi lebih kreatif.
“Audio adalah medium yang intim di telinga. Intonasi narator, kualitas suara efek, dan musik, adalah elemen-elemen penting dalam ‘membangun teater dalam pikiran’ para pendengar,” ujar Sulyana.
Konsep ‘teater’ seolah menghadirkan suasana riil dan memperkaya alur cerita.
Lucia juga menjelaskan bahwa periode emas (golden age) anak merupakan saat yang tepat bagi orangtua untuk menanamkan nilai-nilai yang dapat membentuk karakter anak hingga mereka beranjak dewasa nanti.
Nilai-nilai ini dapat ditanamkan melalui kisah dan cerita yang disajikan melalui dongeng.
“Karena itulah penting bagi orangtua untuk bisa mendongengkan dan menceritakan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak,” tegas Lucia.
Di era digital yang kian modern ini, dongeng tidak terbatas pada medium cetak saja, melainkan dapat juga ditonton melalui berbagai platform video.
Source | : | Press Release |
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR