Nakita.id - Memeluk anak menjadi salah satu kegiatan sederhana yang baik untuk Si Kecil.
Nyatanya, ada manfaat memeluk anak yang tidak banyak orang tahu, Moms.
Anak bisa saja lebih nyaman saat dipeluk setelah merasa ketakutan.
Dilansir dari Kompas.com, pelukan akan mengaktifkan hipotalamus sehingga mengeluarkan hormon oksitoksin yang terkenal sebagai hormon cinta.
Hormon tersebut berdampak pada respon emosi, ketenangan dan stabilitas psikologi.
Anak yang lebih sering dipeluk oleh orangtuanya, mereka akan lebih memiliki rasa empati yang tinggi dan rasa kasih sayang pada orang lain.
Berikut beberapa manfaat pelukan bagi anak yang dikutip dari forum Sahabat Keluarga Kemendikbud tahun 2019 lalu.
1. Membuat perasaan anak lebih baik
Pelukan yang diberikan saat anak pulang sekolah bisa meringankan kelelahan yang dirasakan.
Pelukan juga membuat perasaan anak lebih baik saat akan ditinggal oleh orangtuanya pergi jauh, seperti dinas ke luar kota.
Pelukan itu bisa membuat anak paham bahwa orangtua mereka pasti akan kembali ke rumah.
2. Membantu anak agar bisa menjalani hari dengan ceria
Pelukan yang diberikan orangtua pada anak saat bangun tidur atau di pagi hari bisa membuat mereka lebih semangat menjalani hidup.
Pelukan hangat ini akan menjadi modal awal bagi buah hati sehingga bisa mengurangi stres saat di sekolah.
3. Membuat anak tahu bahwa orangtuanya selalu ada saat mereka butuh dukungan
Saat anak-anak marah atau sedih, pelukan menjadi salah satu cara untuk membuat perasaan menjadi lebih tenang.
Pelukan juga menunjukkan bahwa orangtua selalu ada dikala mereka membutuhkan dukungan.
4. Menguatkan kekebalan tubuh
Melansir dari Parenting.firstcry.com, pola pelukan inilah yang mempengaruhi sistem imun secara langsung.
Karena pelukan memberikan tekanan pada tulang dada orang lain, tekanan ini juga akhirnya merangsang kelenjar timus yang terletak di wilayah yang sama.
Kelenjar ini bertanggung jawab untuk menjaga tingkat optimal antibodi dan sel darah putih secara internal, yang membantu melindungi anak dari infeksi dan penyakit.
Source | : | Kompas.com,Parenting First Cry |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR