Bukan hanya berpengaruh pada penuaan dini, stres memiliki efek merusak DNA, stres juga menurunkan sistem kekebalan tubuh, sistem kardiovaskular, dan bahkan menyebabkan kanker.
Masalah pekerjaan adalah menjadi hal yang umum yang menyebabkan stres.
Studi yang dipimpin oleh Kirsi Ahola dari Institut Kesehatan Kerja Finlandia ini mengukur panjang bagian DNA yang disebut telomeres dan bagaimana ukurannya tergantung dari tingkat stres yang dialami.
Ini menemukan mereka yang cenderung stres akibat pekerjaan memiliki telomeres yang lebih pendek.
Telomeres yang terletak di ujung kromosom memiliki peran sebagai topi pelindung sistem perjalanan yang membantu memastikan bahwa instruksi genetik yang dibawa oleh gen pada kromosom diterjemahkan secara tepat sehingga sel-sel mendapatkan pesan yang tepat.
Sementara telomeres menjadi lebih pendek seiring dengan pertambahan usia, juga akibat oksidasi dan kimia.
BACA JUGA: Turun Harga! Yuk Moms, Ajak Si Kecil Berakhir Pekan di 'Bawah Laut'
Sering kali, ketika telomere mencapai ukuran yang kritis (sangat pendek), sel-sel di otak menjadi mati atau prosesnya disebut apoptosis.
Ini membuat kesalahan genetik dan menyebabkan pikun.
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurna lPLoS One, juga melihat sel-sel darah atau leukosit, sekelompok sel yang berfungsi untuk kekebalan tubuh terhadap mereka yang memiliki stres akibat pekerjaan dengan yang tidak.
Hasilnya,mereka yang stres memiliki leukosit lebih rendah ketimbang yang tidak mengalami stres.
"Happy life, juga akan membantu. No stressfull life," tambahnya.
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Source | : | kompas.com,Tribun Style |
Penulis | : | Radita Milati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR