Nakita.id - Tahu tidak bahwa air minum kemasan ternyata tidak boleh terlalu lama dikonsumsi.
Bahkan kalau sudah 2 jam ternyata air minum kemasan tersebut sudah tidak baik untuk dikonsumsi.
Seperti yang diketahui bahwa setiap orang di Indonesia menggunakan air minum kemasan untuk dikonsumsi.
Baca Juga: Air Mineral Botol Plastik Dalam Mobil Tidak Beracun, Ini Faktanya dari BPOM RI
Mulai dari air galon di rumah ataupun air minum botol serta gelas yang dibeli saat sedang di luar rumah.
Tapi terkadang botol minum sedikit kemudian disimpan bisa berjam-jam ke depan.
Nah, kebiasaan ini ternyata harus dihentikan karena ada masalah yang bisa muncul.
Mengutip dari grid.id, dr. Pradono Handojo MHA menjelaskan bahwa air minum kemasan perlu disimpan dengan baik.
Pasalnya air minum kemasan yang tidak disimpan dengan baik bisa menyebabkan kontaminasi.
Artinya ada kontaminasi dari cahaya dan udara kepada air minum kemasan tersebut.
Baca Juga: Cuci Muka dengan Air Minum Selama Seminggu, Hasilnya Mengejutkan!
Cahaya dan udara mungkin terlihat tidak menimbulkan perubahan pada air minum kemasan tersebut.
Tetapi cahaya dan udara ternyata bisa menumbuhkan bakteri di dalam air minum kemasan tersebut.
Dan kalau Moms dan Dads perhatikan saat mengonsumsi air minum kemasan akan ada air yang kembali ke botol dari mulut.
Rupanya air tersebut bisa menimbulkan satu masalah tersendiri kalau didiamkan dalam waktu lama.
"Kontaminasi air putih dalam kemasan memang bisa terjadi dari udara luar dan saat anda minum. Karena saat minum, air bekas mulut kembali ke botol," jelasnya.
Air minum yang tak langsung dihabiskan memungkinkan terkontaminasi seperti penjelasan di atas.
Makanya akan lebih baik jika kita langsung menghabiskan air minum kemasan termasuk yang berisi 1.500 mililiter dalam waktu 2 hingga 3 jam.
Jika tidak langsung dihabiskan akan lebih baik kalau kita mengenakan gelas dan menyimpannya di tempat sejuk.
Hal ini bertujuan agar air minum kemasan tidak terkontaminasi.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | grid.id |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR