Nakita.id - Hubungan intim bagi pasangan suami istri jadi salah satu hal yang tak boleh diabaikan.
Sebab, hubungan intim bisa membuat ikatan batin pasangan suami istri semakin kuat.
Hubungan intim juga bisa membuat pasangan saling mengenal luar dan dalam.
Salah satu hal yang banyak orang pertanyakan seputar hubungan intim adalah frekuensi hubungan intim.
Banyak yang penasaran, frekuensi hubungan intim seperti apa yang dikatakan normal atau tidak normal.
Mungkin Moms penasaran, melakukan hubungan intim sebanyak dua kali dalam sebulan apakah normal?
Melansir evoke.ie, dokter Caroline West mengungkapkan bahwa menjalani hubungan intim dengan frekuensi dua kali dalam sebulan masih dalam kategori normal, Moms.
Bagaimanapun, seks adalah pengalaman individu.
Sehingga apa yang baik untuk satu pasangan, belum tentu baik untuk pasangan lainnya.
Beberapa pasanga memiliki gairah seks yang tinggi sehingga sangat sering bercinta.
Sedangkan sebagian lainnya cukup senang bercinta sekali seminggu atau sebulan sekali.
Kehidupan seks suatu pasangan juga biasanya berubah setelah punya anak.
Baca Juga: Benarkah Terlalu Sering Bercinta Buat Organ Kewanitaan Longgar? Begini Faktanya
Ketika memiliki anak, tanggung jawab pasangan suami istri akan bertambah.
Mulai dari mengasuh, mendidik, hingga mengambil keputusan untuk masa depan anak.
Moms dan Dads juga perlu memikirkan biaya masa depan anak sehingga biasanya juga menjadi lebih giat dalam bekerja.
Padatnya aktivitas, kelelahan, dan stres bisa mempengaruhi gairah bercinta.
Berbeda dengan pasangan suami istri yang masih belum punya anak, mungkin masih bisa sering meluapkan rasa cinta kasih kepada pasangan.
Bagi perempuan, seks dan hasrat seksual juga dipengaruhi oleh siklus menstruasi.
Libido akan datang dan pergi tergantung pada tahap siklus menstruasi.
Menopause juga dapat mempengaruhi libido, serta tidak nyaman dengan beberapa efek sampingnya seperti seperti kekeringan vagina.
Hal yang terpenting dalam berhubungan intim adalah Moms dan Dads merasa nyaman tanpa ada satu pihak pun yang merasa terpaksa atau terintimidasi.
Tak ada standar frekuensi tertentu untuk berhubungan intim, karena hal ini bersifat subjektif.
Tentu saja, keintiman bukan hanya tentang penetrasi.
Sentuhan di luar kamar tidur dapat menjaga kedekatan, jadi lakukan pelukan, dan berpegangan tangan agar percikan api asmara tetap hidup.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | evoke.ie |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR