Nakita.id - Menantikan kehadiran Si Kecil memang menjadi dambaan bagi seluruh pasangan.
Suasana rumah akan semakin hangat, ketika tangisan Si Kecil terdengar dengan begitu jelas.
Maka tak jarang jika beberapa tips agar cepat hamil dicari oleh sebagian besar pasangan.
Akan tetapi, pada kenyataannya tak semua pasangan bisa langsung dianugerahi momongan secara cepat.
Ada pasangan yang perlu menunggu waktu bertahun-tahun untuk menanti sang buah hati.
Ada pula pasangan suami istri yang harus melakukan beberapa program kehamilan secara alami atau buatan.
Menurut Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, RSIA Bunda Jakarta dr. Ivander Utama F.MAS, SpOG, MSc, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi program hamil bisa berjalan lancar untuk dilakukan.
Bahkan, kehamilan ini bisa terjadi lebih cepat dalam satu tahun pertama usia pernikahan.
"Pasutri yang baru menikah, baru menikah dalam satu tahun dengan asumsi menikah di bawah umur 35 tahun hubungan suami istri teratur, tidak ada yang mengganggu di rumah, seharusnya delapan puluh persen akan bisa hamil dalam satu tahun pertama," ucap dr. Ivander dalam liputan khusus bersama Nakita.id, Jumat (13/8/2021).
Namun, faktor tersebut juga tidak selalu berhasil, ada beberapa pasangan yang masih sulit untuk mendapatkan momongan.
"Delapan puluh persen pasutri kemudian di bawah tiga puluh lima tahun, kemudian hubungan suami istri teratur belum berhasil juga bisa disebut susah hamil," sambungnya.
Usia pernikahan yang telah melewati satu tahun pertama dan belum hamil tentu akan memengaruhi peluang kehamilan.
Tingkat kesuburan juga cenderung akan lebih menurun.
"Kalau sudah lewat dalam satu tahun pertama, sedihnya maka frekuensi ratenya akan turun, peluang hamilnya akan turun sekitar tiga sampai empat persen," ujar dr. Ivander.
Tentu saja, permasalahan sulitnya memiliki anak perlu dilakukan pemeriksaan se-segera mungkin oleh dokter.
Kondisi tersebut akan semakin parah, jika kedua pasangan mengabaikan begitu saja.
"Penyebab susah hamil itu diperparah lagi jika tidak dikoreksi, dan tidak diperbaiki, atau tidak diperiksa," ucap dr. Ivander.
Dengan memeriksakan diri ke dokter, kedua pasangan akan lebih mengetahui hal apa saja yang memengaruhi tingkat kesuburan.
Program hamil terasa sia-sia jika tidak melakukan beberapa tes terlebih dahulu.
"Mencoba program hamil secara natural kelamaan padahal lakinya belum pernah diperiksa, spermanya belum pernah dites, jadi otomatis program hamil yang telah dilaksanakan selama ini menjadi sia-sia," sambungnya.
Dokter tentu akan memberikan arahan yang jelas terkait program hamil apa yang cocok untuk dilakukan dengan menyesuaikan kondisi kesuburan dari masing-masing pasangan.
"Mengenai peluang hamil, tiap-tiap senjata yang kita punya itu mencoba hamil secara natural, insen, atau bayi tabung itu punya frekuensi ratenya masing-masing," pungkas dr. Ivander.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR