"Artinya dia akan mengalami keterlambatan untuk fungsi-fungsi kognitifnya seperti fungsi membaca, fungsi berhitung, atau dia berdebatnya logikanya itu," jelas dr. Loysa.
Kemudian anak juga bisa mengalami ketertinggalan dibandingkan teman-temannya.
Hal ini bisa dikarenakan lanjutan dari dampak jangka pendek yang dikarenakan masalah gizi atau stunting sehingga ia mudah sakit dan akhirnya bolak-balik tidak masuk sekolah serta tertinggal mengikuti ujian.
Baca Juga: Ternyata Berikut Tantangan Orangtua dalam Membesarkan Anak Secara Kreatif di Era Digital, Apa Saja?
dr. Loysa juga menjelaskan bahwa keterlambatan tumbuh kembang ini juga bisa berdampak pada psikologis sehingga Si Kecil rentan menjadi korban bully hingga kesulitan memahami berbagai hal.
Tak henti di situ, dr. Loysa juga menjelaskan bahwa keterlambatan tumbuh kembang ini juga bisa berdampak ketika Si Kecil sudah beranjak dewasa atau menjadi orangtua.
"Saya punya pasien ibunya benar-benar dia sangat lambat sekali ternyata. Setelah saya tahu dari neneknya si pasien saya ternyata ibunya sudah mengalami kekurangan gizi dari sejak lahir,"
"Ya alhamdulillahnya dia bisa punya anak bisa hamil kemudian punya anak. Tapi itu ada hubungannya ketika dia mendidik seorang anak," jelas dr. Loysia.
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR