Nakita.id - Moms tentu sudah tidak asing lagi dengan manfaat lada untuk kesehatan kita, tapi tahukah Moms kalau lada bisa menghilangkan uban di rambut?
Masalah uban di rambut memang membuat Moms dan Dads sangat kesal.
Bagaimana tidak, munculnya uban di rambut pasti membuat Moms jadi terlihat orang. Apalagi banyak orang-orang mengatakan kalau munculnya uban menjadi salah satu tanda penuaan diri.
Padahal, sebenarnya tidak begitu, Moms.
Munculnya uban di rambut bukan tanda Moms sudah tua, tapi uban di rambut muncul karena rambut Moms mengalami kerusakan.
Kerusakan ini membuat pigmen rambut yang harusnya berwarna hitam jadi putih.
Belum lagi, uban di rambut menimbulkan sensasi gatal di kulit kepala. Hal ini tentu membuat Moms tidak nyaman.
Sebenarnya, untuk menghilangkan uban di rambut Moms bisa menyemirnya atau mencabut ubannya. Tapi, cara ini tidak akan menghilangkan uban secara permanen.
Untungnya, ada bahan alami dari lada yang bisa menghilangkan uban di rambut.
Mengutip dari Healthline, lada dikenal mampu meningkatkan aliran darah ke kulit kepala. Bahan ini dapat merangsang pertumbuhan rambut dan folikel.
Padahal, seperti kita tahu, folikel yang rusak tidak bisa memproduksi warna secara maksimal.
Nah, lada di sini berfungsi untuk merangsang dan memperbarui folikel.
Cara menghilangkan uban dengan lada cukup mudah.
Pertama, Moms bisa mencampurkan satu sendok lada bubuk dan setengah sendok jus lemon.
Campurkan dua bahan ini ke dalam mangkuk atau gelas kemudian tambahkan setengah cangkir yoghurt tawar atau plain yoghurt.
Setelah membantuk pasta, aplikasikan ramuan ini ke rambut dan kulit kepala.
Diamkan selama satu jam agar ramuan ini meresap ke seluruh rambut, bahkan sampai diserap oleh kulit kepala.
Setelah itu, Moms bisa membersihkannya dengan sampo dan air bersih.
Untuk hasil maksimal, kalian bisa menggunakan cara ini setidaknya tiga kali dalam satu minggu.
Mudah kan Moms caranya? Yuk, segera coba cara menghilangkan uban dengan lada ini di rumah.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR