Nakita.id - Penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di masa pandemi Covid-19 perlahan mulai diselenggarakan.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang selama ini dilakukan tentu membuat sebagian anak menanti agar PTM di daerah masing-masing cepat terlaksana.
Para siswa mungkin sangat antusias menunggu giliran agar bisa kembali menduduki bangku sekolah.
Namun, hal itu justru berbalik kepada para orangtua wali murid.
Ya, sebagian besar orangtua justru merasa khawatir jika sekolah menjadi kluster baru tempat penyebaran Covid-19.
Banyak orangtua yang takut jika anak mereka terpapar virus saat PTM berlangsung.
Menurut Dosen Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Dr. Weny Savitry S Pandia, M.Si, Psikolog, perlu adanya upaya yang harus dilakukan pihak sekolah untuk mempercayakan bahwa PTM aman untuk dilaksanakan.
"Tentunya dari pihak sekolah dulu untuk menunjukkan kepada pa=ara orangtua bahwa sekolah itu memang telah mengupayakan prosedur yang sangat baik untuk menjaga keamanan dan keselamatan siswanya," tutur Weny dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Rabu (8/9/2021).
Sekolah harus siap dan telah mempertimbangkan secara matang untuk melaksanakan PTM terbatas ini.
Dijelaskan Weny, pihak sekolah bisa meyakinkan para orangtua wali murid dengan menerapkan protokol kesehatan menjadi hal yang paling mendasar untuk dilakukan pada PTM di masa pandemi Covid-19.
Salah satunya adalah setiap sekolah harus segera bersiap untuk membangun beberapa tempat untuk mencuci tangan, dimana hal itu merupakan bagian terpenting untuk mengatasi penyebaran Covid-19.
"Jadi, misalnya saja sekolah sudah menyediakan tempat untuk mencuci tangan dan memang sudah betul-betul bisa menjaga bahwa semua siswa itu memakai masker, menjaga jarak, dan bagaimana nanti dalam kelas, pembelajaran itu tak berlama-lama, kemudian ada sirkulasi udara yang baik," jelasnya.
Kekhawatiran pada orangtua terhadap anaknya yang akan mengikuti kegiatan PTM di masa Pandemi Covid-19 memang wajar saja bila terjadi.
Namun, jika pihak sekolah telah melakukan upaya pencegahan dengan semaksimal mungkin, para orangtua murid bisa memercayai kesehatan dan keselamatan anak-anak selama PTM berlangsung.
Sehingga, dapat memberikan izin untuk anak-anaknya bisa mengikuti PTM.
"Kalau sekolah sudah mengupayakan dan menunjukan pada orangtua bahwa serius untuk menerapkan prosedur kesehatan, mudah-mudahan orangtua juga akhirnya dengan merasa cukup yakin memperbolehkan anaknya untuk sekolah," kata Weny.
Tetapi, keputusan akhir tetaplah berada di tangan orangtua.
Orangtua lah yang nantinya akan memutuskan jenis pembelajaran apa yang akan dipilih untuk anak.
"Tapi, ini memang kembali lagi pada orangtua, karena kita tidak bisa memaksa juga jika orangtua tidak mengijinkan, ya sudah. Jadi, memang hanya anak-anak yang diizinkan saja yang datang sekolah," pungkas Weny.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR