Nakita.id - Baru-baru ini Chacha Frederica membagikan kabar mengkhawatirkan yang dialami oleh anak semata wayangnya.
Anaknya yang baru berusia 1 tahun tersebut harus dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya yang demam tinggi hingga kejang.
Suhu badannya pun hampir mencapai 40 derajat celcius atau tepatnya 39,5 derajat celcius.
Hal ini tentu saja membuat Chacha panik dan segera melarikan anaknya ke rumah sakit pada dini hari.
Untungnya setelah mendapatkan perawatan, suhu tubuh anak Chacha mulai menurun.
Dilakukan tes PCR dan demam berdarah pun hasilnya negatif meskipun trombositnya turun.
Pada unggahan terbarunya, Chacha membagikan kabar bahwa putrinya sudah masuk rawat inap.
Bagi Moms yang memiliki bayi penting juga mengetahui kondisi kejang demam yang sering terjadi pada bayi.
Melansir dari nhs.uk disebutkan bahwa kejang demam atau febrile convulsions sering terjadi saat anak berusia 6 bulan hingga 3 tahun.
Kejang demam ini bisa dikarenakan hubungan genetik alias ada salah seorang anggota keluarga yang pernah alami kondisi serupa.
Penyebab kejang demam ini juga bisa dikarenakan suhu tubuh anak meningkat akibat infeksi seperti cacar air, flu, infeksi telinga tengah, atau tonsilits.
Dalam beberapa kasus yang sangat jarang, kejang demam ini bisa juga terjadi saat anak baru saja jalani vaksinasi.
Baca Juga: Jangan Panik, Begini 5 Cara Meredakan Demam pada Bayi, Salah Satunya Memakaikan Pakaian Ringan
Dengan begitu penting untuk Moms tahu bahwa kejang demam umumnya berlangsung kurang dari 5 menit dengan tanda-tanda seperti badan kaku, lengan serta kaki mulai berkedut, kehilangan kesadaran, mulut berbusa, hingga mata berputar ke belakang.
Tetapi terkadang kejang demam ini bisa berlangsung lebih lama dari 15 menit atau dikenal sebagai kejang demam kompleks.
Kejang ini bisa terjadi lagi dalam waktu 24 jam selama Si Kecil masih sakit.
Moms perlu membawa anak yang alami kejang demam sesegera mungkin ke rumah sakit kalau kejang tersebut pertama kalinya, kejang berlangsung lebih dari 5 menit dengan tidak ada tanda-tanda berhenti, curiga ada penyakit lain seperti meningitis, hingga kesulitan bernapas.
Saat Si Kecil dibawa ke dokter, informasikan ke dokter berapa lama kejang berlangsung, apa saja yang dialami anak selama kejang, apakah anak pulih dalam 1 jam, dan pernah atau tidak mengalami kejang sebelumnya.
Umumnya dokter akan melakukan observasi lebih lanjut kalau gejala kejangnya tak biasa atau kompleks terutama kalau Si Kecil berusia di bawah 12 tahun.
Pemeriksaan yang mungkin dijalankan oleh anak yang alami demam seperti EEG atau pengukuran aktivitas listrik otak untuk mengetahui pola aktivitas otak yang tidak biasa yang terkadang mengidikasi epilepsi.
Baca Juga: Ketahui Penyebab Kejang Demam Pada Bayi dan Risiko Jika Tak Tertangani dengan Tepat
Bisa juga dilakukan pemeriksaan pungsi lumbal untuk mengetahui apakah ada infeksi otak atau sistem saraf atau tidak.
Perlu Moms ketahui bahwa kejang demam ini bisa saja berulang di kemudian waktu.
Kejang demam yang terjadi sebelum anak berusia 18 bulan akan ada kemungkinan terjadi lagi di kemudian waktu.
Kemudian kejang demam juga bisa berulang kalau ada riwayat kejang atau epilepsi di keluarga, kejang pertama kurang dari 1 jam, atau kejang pertama saat suhu dibawah 40 derajat celcius.
Source | : | Nhs.uk |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR