Nakita.id - Apakah Moms kerap melakukan wisata kuliner bersama Dads dan si kecil?
Nah, jika Moms adalah salah seorang penggemar kuliner Tanah Air, mungkin tak asing dengan sate.
Sate merupakan salah satu panganan yang menjadi ciri khas Indonesia.
BACA JUGA: Penerbangan Jenasah Ditunda karena Muncul Fakta Baru : Ada Luka di Bagian Kepala Sridevi
Macamnya pun beragam, mulai dari sate madura, sate klathak dan yang sedang populer yakni sate taichan.
Pada umumnya, sate di Indonesia identik dengan bumbu kacang, tapi lain halnya dengan sate taichan.
Sate ini disajikan dengan bumbu berupa sambal yang pedas dengan tambahan perasan juruk nipis.
Daging yang digunakan adalah daging ayam yang dibakar. Tapi, sebelum dibakar, daging ayam akan dilumuri garam dan perasan jeruk nipis.
Inilah yang membuat sate taichan memiliki rasa yang khas.
Ada beberapa versi tentang munculnya sate taichan.
Salah satu cerita yang banyak tersebar adalah kisah seorang pembeli sate dari Jepang yang datang untuk membeli sate di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.
Karena pembeli asal Jepang tersebut tak suka bumbu kacang, ia pun membakar daging satenya sendiri yang terlebih dulu diberi garam dan perasan jeruk nipis.
BACA JUGA:Lagi, di Solo Bayi Laki-Laki Malang Ditemukan di Dekat Tambal Ban
Kemudian, pembeli itu mengatakan bahwa nama sate tersebut yakni sate taichan.
Pada akhirnya kawasan Senayan, Jakarta Selatan pun menjadi identik dengan sate taichan.
Hal itu pun menjadikan Senayan sebagai pusat penjualan sate taichan.
Terlebih, pada malam hari, di kawasan Jalan Asia-Afrika akan berjajar penjual sate taichan yang bisa Moms pilih.
BACA JUGA: Tersenyum Malu, Maia Estianty Ungkap Cinta Pada Sosok
Nah, kisaran sate taichan ini pun terjangkau, yakni hanya Rp25.000 untuk sepuluh tusuk sate. (*)
Artikel pernah ditayangkan di Bobo.grid.id pada Rabu (28/2/2018) http://bobo.grid.id/Info-Bobo/Serba-Serbi/Serba-Serbi-Sate-Taichan-Sate-Yang-Populer-Di-Indonesia?page=1
Source | : | Bobo.grid.id |
Penulis | : | Fairiza Insani Zatika |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR