Nakita.id - Seberapa sering Moms melakukan kebiasaan untuk menjaga kesehatan organ kewanitaan?
Organ kewanitaan memang perlu dijaga terus kesehatannya.
Untuk itu, menjaga kesehatan organ kewanitaan memang harus dibiasakan dan dilakukan setiap hari.
Sistem reproduksi wanita wajib dijaga agar sehat secara fungsi.
Kesehatan sistem reproduksi wanita juga memengaruhi ovulasi dan fertilitas pemiliknya.
Ada banyak yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita.
Tak hanya kebersihan, kelembapannya juga perlu dijaga.
Organ intim kewanitaan memang sudah seharusnya lembap.
Maka dari itu, seringkali membuat celana dalam menjadi ikut lembap.
Sayangnya, mengganti celana dalam masih cukup sering terabaikan.
Padahal celana dalam yang lembap berpengaruh pada organ kewanitaan jika lama-lama dipakai.
Organ kewanitaan juga tetap perlu celana dalam yang kering.
Mengapa vagina selalu lembap?
Dilansir dari Medical News Today, ada dua hal yang membuat vagina selalu lembap.
Dalam vagina, terletak kista bartholin dan bagian leher rahim atau yang lebih populer disebut serviks.
Kista bartholin dan serviks inilah yang berfungsi untuk kesehatan reproduksi wanita.
Kista bartholin adalah kelenjar yang terletak di vagina.
Bentuknya seperti kacang kecil dan letaknya cukup sulit untuk diketahui secara kasat mata.
Kelenjar ini berfungsi untuk mengeluarkan pelumas sehingga vagina tidak kering.
Saat melakukan aktivitas seksual, kelenjar ini juga tetap menjaga vagina untuk tetap lembap.
Kelembapan vagina juga disebabkan oleh lendir yang diproduksi serviks.
Serviks memproduksi lendir selama siklus menstruasi.
Saat sudah waktunya berovulasi, serviks semakin banyak memproduksi lendir.
Lendir inilah yang biasanya mengantarkan sperma untuk membuahi sel telur.
Walaupun memang sudah lembap, vagina membutuhkan celana dalam kering.
Terlalu sering memakan celana dalam yang lembap hanya akan membuat organ intim iritasi.
Apalagi, celana dalam yang dipakai terlalu ketat, sehingga tidak ada pertukaran udara yang terjadi di bagian organ intim.
Celana dalam yang lembap juga kerapkali menyebabkan infeksi jamur atau yeast infection.
Mengalami yeast infection biasanya ditandai dengan rasa nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan intim.
Bibir vagina atau vulva tampak kemerahan juga menjadi salah satu gejala dari yeast infection pada organ kewanitaan.
Perlu menggunakan dan memilih celana dalam yang tepat sesuai dengan postur tubuh dan kulit sehingga kesehatan reproduksi wanita bisa terjaga.
Dilansir dari Health, ada beberapa tips yang bisa dicoba oleh Moms untuk memilih celana dalam yang pas.
Pertama, mengganti celana dalam setiap hari adalah yang paling penting.
Dalam sehari, setidaknya wanita mengganti celana dalam sebanyak dua kali.
Wajib memakai celana dalam yang kering sehingga tidak selalu lembap.
Kedua, pilihlah celana dalam yang nyaman untuk digunakan.
Ukuran juga memengaruhi kenyamanan saat digunakan.
Jangan menggunakan celana dalam yang terlalu sempit atau ketat.
Menurut Jennifer Wider, MD, ahli kesehatan perempuan, celana dalam yang terlalu sempit bisa membuat organ kewanitaan, khususnya vulva menjadi iritasi.
Ketiga, celana dengan berbahan katun lebih nyaman untuk dipakai.
Dilansir dari Healthline, bagian vulva sangat sensitif sehingga membutuhkan bahan celana dalam yang lembut.
Celana dalam yang mampu menyerap kelembapan dan longgar bisa mencegah dari infeksi jamur vagina.
Tidak disarankan mengenakan celana dalam yang berbahan sintetis seperti nilon atau spandex.
Kedua bahan tersebut akan memerangkap panas dan kelembapan dan tak baik baik vulva.
Source | : | Healthline,Health,Medical News Today,Healthshots |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR