Nakita.id - Demi meminimalisasi dan mencegah penularan Covid-19 di Indonesia, pemerintah berupaya mempercepat program vaksinasi Covid-19.
Vaksinasi guna mendapatkan kekebalan kelompok (herd immunity), merupakan salah satu cara untuk menanggulangi pandemi.
Pemerintah Indonesia pun memulai program vaksinasi nasional sejak Januari 2021.
Untuk mencapai herd immunity dengan vaksinasi, Indonesia harus melakukan vaksinasi terhadap 70 persen penduduk atau setara dengan 208,2 juta orang.
Indonesia secara resmi menggunakan vaksin Sinovac, Oxford-AstraZeneca, Sinopharm, Novavax, Pfizer Biotech, Moderna, dan Biofarma, kemudian pada 11 September lalu mendapatkan vaksin Johnson & Johnson.
Menginjak sembilan bulan program vaksinasi berjalan, ternyata cakupan vaksinasi COVID-19 masih terbilang rendah.
Banyaknya kasus positif, termasuk pada tenaga kesehatan, kemudian memunculkan wacana pemberian suntikan ketiga yang juga dikenal dengan nama vaksin booster.
Para nakes pun mendapatkan suntikan ketiga berupa vaksin Moderna pada Agustus 2021.
Pemberian vaksin booster masih ditentang WHO dengan alasan jumlah vaksin yang masih terbatas.
Di Indonesia pun, masih ada 134,9 juta penduduk yang belum mendapatkan vaksin dosis 1. Dalam webinar yang diselenggarakan aido health untuk tenaga kesehatan dengan tema “3rd Shoot of COVID-19 Vaccination (What, When and Where)”, pakar imunisasi dr. Jane Soepardi, MPH mengatakan bahwa sejauh ini studi mengenai efektivitas vaksin ketiga baru dilakukan di Eropa pada pemberian 2 dosis AstraZeneca dan 1 dosis Pfizer.
Karena itu, dr Jane menegaskan, yang lebih penting dikejar saat ini adalah pemerataan vaksin bagi seluruh penduduk agar pandemi bisa segera dihentikan.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR