Nakita.id - Moms dan Dads, sebagai orangtua memang kerap kali selalu merasa ingin memberikan yang terbaik untuk anak.
Namun, yang terbaik dari sudut pandang orangtua, kerapkali belum tentu benar-benar berdampak baik bagi anak.
Misalnya, karena terlalu sayang kepada anak, justru orangtua acapkali terjebak dalam hyperparenting.
BACA JUGA: Pola Asuh Anak 2-3 Tahun Agar Cerdas dan Perkembangannya Normal
Apa itu hyperparenting?
Hyperparenting merupakan upaya-upaya yang dilakukan orangtua yang dinilai baik untuk abak, akan tetapi tidak memerhatikan kebutuhan dan kemampuan anak itu sendiri.
Moms dan Dads apakah termasuk orangtua yang menilai keberhasilan anak semata-mata dari prestasi baik akademik atau kognitif, entah melalui rapor atau prestasi lain yang telah diraih Si Kecil?
BACA JUGA: 7 Prinsip Pola Asuh Anak di Era Internet Untuk Moms Zaman Now
Gejala lainnya yaitu selalu merasa khawatir atau cemas berlebihan akan apa yang dihadapi anak sekarang dan di masa depan
Moms juga kerap membandingkan sang buah hati dengan anak lain.
Kadang kali sering memanjakan anak, memenuhi semua tuntutan dan permintaan anak.
BACA JUGA: Tak Sungkan, Begini Penampilan Nagita Slavina Rakit Perabot Rumah
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | nakita |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR