Bagi pasangan yang dua-duanya sama bekerja harus berdiskusi apakah pendapatannya akan dijadikan satu setiap bulannya, atau justru ingin diatur masing-masing.
"Jika dijadikan satu, suami dan istri harus melakukan list berapa sumber pendapatannya dan akan dikeluarkan kemana, jadi satu sama lain tahu. Kedua, setelah dilist semua pengeluarannya karena suami dan istri sama-sama bekerja maka 50% pendapatan suami, dan 50% persen pendapatan istri dijadikan satu, sisanya untuk masing-masing," jelas Rista.
Namun ada juga pasangan yang ingin pendapatannya tidak dijadikan satu, dimana keperluan hidup selama satu bulan dipenuhi dari pendapatan suami.
Sedangkan pendapatan istri digunakan untuk persiapan pengeluaran jangka pendek, menengah, dan juga panjang.
Rista kembali mengaskan, apapun pola pengaturan keuangannya harus berdasarkan kesepakatan antar pasangan nantinya.
"Akan tetapi banyak juga istri yang berpendapat bahwa “Uang ku, ya uang ku” segala keperluan dikelolah dari pendapatan suami. Semuanya balik lagi pola pengaturan keuangan itu harus berdasarkan kesepakatan antar pasangan, karena ketika kita sudah menikah, kita adalah sebuah tim, jadi tidak ada lagi kamu, aku, kamu, aku, tapi kita adalah satu," tutup Rista.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR