Tabloid-Nakita.com – Di Amerika Serikat, kelainan bawaan—termasuk jantung dan otak—terjadi pada sekitar 3% kehamilan. Sama seperti di Indonesia, ungkap Dr. dr. Hermanto Tri Joeowono, SpOG(K), pada banyak kasus, penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti. “Sampai hari ini, para ahli belum menemukan metode yang dapat mendeteksi penyebab timbulnya penyakit bawaan,” ujar Spesialis Obgin dari RSUD Dr. Soetomo Surabaya ini.
Meski penyebab utama kelainan jantung belum diketahui, namun ada sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko timbulnya gangguan perkembangan jantung janin di trimester pertama. Perlu dipahami, satu atau semua faktor ini diyakini turut memengaruhi perkembangan jantung dan bukan menjadi penyebab timbulnya kelainan jantung. Jadi, mamil yang memiliki satu atau lebih faktor risiko di bawah ini, bayinya bisa dibilang berisiko mengalami kelainan jantung, namun bukan berarti pasti akan mengalami kelainan jantung.
* Infeksi virus.
Mamil yang mengalami infeksi virus TORCH (toksoplasma, rubela, cytomegalovirus/CMV dan herpes simpleks) dapat menularkan infeksi tersebut kepada janinnya dan membuatnya terlahir dengan kelainan jantung bawaan, seperti jantung bocor. Untuk mencegah hal itu terjadi, Mama yang berisiko terhadap TORCH sebaiknya melakukan tes TORCH sebelum hamil atau saat melakukan program kehamilan.
* Konsumsi obat-obatan.
Selama hamil, Mama diminta untuk tidak sembarang minum obat. Peringatan ini sangat penting, Ma, karena data dari WHO menunjukkan, mamil yang mengonsumsi obat-obatan semasa hamil terbukti melahirkan bayi dengan kelainan bawaan. Obat yang Mama konsumsi di trimester pertama dapat merusak atau mengganggu perkembangan janin, memengaruhi fungsi plasenta sehingga mengurangi suplai oksigen dan gizi ke janin, serta menyebabkan kontraksi kuat sehingga mengurangi aliran darah ke janin. Beberapa jenis obat yang dapat meningkatkan risiko PJB (penyakit jantung bawaan), yaitu: thalidomide, pengobatan untuk jerawat yang mengandung isotretinoin, lithium, dan obat anti-kejang yang mengandung asam valproate.
* Gaya hidup sebelum hamil.
Gaya hidup kurang sehat yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan jantung janin, di antaranya: merokok, mengonsumsi obat tertentu, dan minuman beralkohol.
* Obesitas
Penelitian yang dilakukan oleh para dokter di U.S. National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) dan New York State Department of Health menemukan, mamil yang obesitas sangat berisiko melahirkan bayi dengan kelainan jantung bawaan. Bukan hanya itu, anak-anak yang dilahirkan dari mama obesitas juga berisiko meninggal lebih cepat karena penyakit jantung.
* Diabetes
Angka kejadian kelainan bawaan meningkat hingga tiga kali lipat pada mama yang sebelum hamil telah obesitas ataupun menderita diabetes.
* Ukuran janin kecil.
Dalam sebuah studi ditemukan, ukuran janin (embrio) yang lebih kecil dari normalnya di trimester pertama memiliki kaitan dengan meningkatnya risiko gangguan jantung setelah kelahirannya. Studi yang dipimpin oleh Vincent W.V. Jaddoe, PhD dari Departemen Epidemiologi dan Departemen Pediatrik di Erasmus University Medical Center di Rotterdam, Belanda, itu melibatkan 1.184 pasang ibu dan anak. Menurut para peneliti, ukuran janin yang kecil di trimester pertama dapat menyebabkan percepatan pertumbuhan di masa kanak-kanak, guna mengimbangi pertumbuhan yang lambat semasa di dalam rahim. Percepatan pertumbuhan ini yang diduga dapat menyebabkan timbulnya faktor-faktor risiko masalah kardiovaskuler kelak.
* Genetik
Riset membuktikan, orangtua yang memiliki kelainan jantung kemungkinan besar akan menurunkan kondisi tersebut ke anaknya. Risiko kelainan jantung bawaan juga tinggi bila ternyata saudara kandung dari calon bayi menderita PJB.
Penting Mama Papa ketahui, proses pembentukan jantung dimulai sekitar tiga minggu setelah konsepsi atau pembuahan. Itulah mengapa, trimester awal kehamilan merupakan periode kritis bagi perkembangan jantung janin. Untuk lebih lengkapnya, sila Mama Papa baca artikelnya di Rubrik KEHAMILAN TRIMESTER I Tabloid nakita edisi 894 yang terbit Rabu, 18 Mei 2016 (edar sampai dengan Selasa, 24 Mei 2016).
Alia An Nadhiva/JE
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
KOMENTAR