Nakita.id - Tentu Moms ingin sang buah hati bertingkah dengan sopan dan baik.
Jangan sampai perilaku buruk yang sebelumnya dilakukan menjadi kebiasaan.
Perilaku buruk yang menjadi kebiasaan akan memengaruhi caranya berinteraksi dengan orang lain.
Salah satu cara agar anak bertingkah baik adalah dengan menasehatinya.
Dengan memberikan wejangan dan saran bagaimana seharusnya ia bersikap, Moms berharap anak bisa menjadi lebih baik lagi.
Sebenarnya Moms tak ada niat untuk memarahinya.
Namun, bagaimana jika anak bertingkah bebal dan tak mau dengarkan nasihat orangtua?
Anak tak mau menerima saran dari Moms dan menolak untuk membenahi perilakunya.
Awalnya, anak tak terima jika dianggap buruk oleh orangtua.
Anak marah dan tak mau introspeksi diri.
Tentu hal ini membuat Moms menjadi khawatir akan perilakunya.
Biasanya Moms akan lepas kendali dan berteriak memarahinya karena merasa anak tak menghormati Moms sebagai orangtuanya.
Akibatnya, suasana rumah menjadi tak menyenangkan.
Hubungan Moms dan anak menjadi kurang sehat.
Padahal sebenarnya, hal ini bisa diatasi, lo, Moms.
Moms wajib tahu cara mengatasi anak yang membangkang dan tidak mau mendengarkan nasihat.
Namun sebelumnya, Moms perlu tahu alasan mengapa anak-anak bersikap membangkang.
Melansir dari Kompas.com, ada beberapa alasan mengapa anak bisa bersikap membangkang.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani, Sani B Hermawan, Psi, melalui wawancaranya dengan Kompas.com.
Pertama, anak mulai mengembangkan egonya.
Anak umur 4 hingga 5 tahun sudah mulai bisa mengembangkan egonya.
Akibatnya, anak mulai memiliki pola pikir bahwa ialah yang seharusnya mengatur lingkungannya.
Ia sudah mulai mengenal sikap-sikap otoritas.
Kedua, kemampuan kognitif, sosial, dan karakternya mulai berkembang.
Misalnya, anak mulai paham bahwa dirinya sudah bisa melakukan banyak hal tanpa harus meminta pertolongan orangtua.
Dampaknya, anak memiliki kuasa penuh dan bisa bertindak sesuai apa yang diinginkannya.
Maka ia mencoba untuk mengeskpresikan hal yang ia ingin sampaikan.
Karakter menjadi salah satu faktor juga.
Menurut Sani, ada kecenderungan bawaan dari lahir yang membuatnya bertindak membangkang.
Ketiga, faktor ingin diperhatikan juga beberapa kasus menjadi penyebabnya.
Keempat, anak bisa juga membangkang karena aturan di rumah yang dirasa terlalu ketat.
Anak susah untuk mengeksplor keinginannya sehingga ia tidak mau mendengarkan orangtuanya.
Mungkin bagi Moms dan Dads anak yang membangkang terkesan tak menghormati orangtuanya.
Tak hanya berani membalas nasehat orangtua, anak yang memilih untuk tak mendengarkan orangtuanya juga seringkali jadi salah satu contoh tindakan membangkang.
Menurut Verywell Family, hal ini bisa saja terjadi karena anak tak mau memahami pesan yang disampaikan oleh Moms.
Bisa saja karena Moms terlalu sering mengulang pesan yang sama berulangkali sehingga anak bosan mendengarnya.
Akibatnya, anak memilih untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak antusias terhadap apa yang dikatakan oleh Moms.
Namun, Moms tak perlu khawatir, berikut adalah beberapa cara untuk menangani anak yang tak mau dinasehati.
1. Atur waktu yang tepat
Biasanya saat Moms emosi, Moms rasanya ingin segera meluapkan kemarahan pada anak.
Sebaiknya hal ini tak dilakukan, Moms.
Anak hanya akan kesal dan tidak menunjukkan rasa hormat pada orangtuanya karena telah memarahinya.
Apabila anak bersikap baik, bisa saja hal itu didasari dengan rasa takut, bukan rasa hormat untuk orangtuanya.
Saat Moms emosi, sebaiknya redamkan emosi terlebih dahulu lalu memikirkan waktu yang tepat untuk menegur anak.
Misalnya, saat anak sedang dalam mood yang bagus dan nampak sedang bersantai.
Moms bisa memberinya nasehat dan berdialog secara sehat dengan anak.
2. Minta anak ulangi pesan Moms
Setelah berdiskusi secara anak dan anak nampak menerima apa yang disampaikan oleh Moms, minta anak untuk mengulangi pesan yang Moms sampaikan tadi.
Saat meminta anak untuk mengulangi pesan yang Moms sampaikan, gunakan nada yang tak terkesan membentak atau keras.
Sehingga, anak bisa berpikir dan merefleksikan pesan dari Moms.
Apresiasi anak jika telah memahami apa yang sudah disampaikan.
Dengan begitu, akan membuat anak lebih mudah untuk mengingat apa yang seharusnya dilakukan.
3. Tawarkan pilihan, jangan menyuruh
Moms kesal karena anak tak mau membereskan buku-bukunya.
Anak akan merasa kesal apabila disuruh dan enggan melakukannya.
Sebaiknya, tawarkan ia beberapa pilihan agar ia mau membereskan buku-bukunya.
Misalnya dengan menanyakan, "Kalau sudah tidak sibuk, bisa minta tolong dibereskan tidak bukunya?".
Ini akan lebih baik dibandingkan Moms mengatakan, "Rapikan buku-bukumu sekarang,"
Dengan cara ini, Moms akan lebih mudah untuk menasihatinya setelah ia melakukan tugasnya.
Anak akan merasa lebih nyaman saat Moms menasihatinya untuk selalu membereskan barangnya.
Bonding antara Moms dan anak juga akan lebih baik.
Tentu kita ingin anak berperilaku baik dan tidak membangkang.
Untuk menangani ini, diperlukan strategi yang baik dari Moms untuk mengkomunikasikannya pada anak.
Source | : | Kompas.com,fatherly,Verywell Family |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR