Faktor kedua adalah ras.
Untuk alasan tertentu, dikatakan dr. Rizal, ras orang kulit hitam dan Asia tercatat memiliki risiko lebih besar terkena kanker prostat.
Penyakit ini juga diketahui menyebar lebih agresif pada ras kulit hitam dan Asia, ketimbang ras lain.
Faktor ketiga adalah riwayat penyakit bawaan keluarga.
Seseorang akan lebih berisiko mengalami kanker prostat, apabila saudara sedarahnya, seperti orangtua dan saudara kandung, pernah menderita kanker prostat.
"Riwayat penyakit keluarga dengan risiko terkena kanker payudara (BRCA1 dan BRCA2) yang sangat kuat, juga akan meningkatkan risiko pria terkena kanker prostat," kata dr. Rizal.
Faktor keempat adalah obesitas.
Orang yang obesitas kemungkinan juga lebih berisiko terkena kanker prostat, dibandingkan dengan orang yang dianggap memiliki berat badan ideal.
Hal ini dikarenakan, kanker cenderung berkembang menjadi lebih agresif pada orang gemuk.
Gaya hidup yang tidak sehat dan juga kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat.
Sayangnya, banyak kasus didiagnosis setelah pengidap kanker prostat sudah memasuki stadium lanjut.
Padahal jika dilakukan deteksi dini, pasien akan lebih awal mendapat terapi kanker prostat dan harapan hidupnya lebih tinggi.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR