Tabloid-Nakita.com.- Ini kejadian dua tahun lalu di Inggris. Seorang gadis (17) yang tinggal di West Yorkshire merasa perutnya sangat sakit. Sang bunda, Lesley Smith, yang panik melihat putrinya sakit perut sampai hampir pingsan, kemudian membawanya ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, betapa kaget Jodie dan ibunya mengetahui bahwa sebenarnya Jodie sedang hamil dan yang dirasakannya bukanlah sakit perut, melainkan kontraksi karena akan bersalin. Ibu dan anak ini sama-sama kaget lantaran keduanya memang tidak mengetahui adanya kehamilan tersebut. Bayangkan saja, selama sembilan bulan mengandung dan tidak menyadarinya, Jodie tetap melakukan aktivitasnya, termasuk rutin pergi ke gym dan menari.
Keanehan ini, dalam dunia kedokteran disebut kehamilan tersembunyi (hidden pregnancy). Menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam British Medical Journal pada Februari 2002, ada satu kehamilan tersembunyi berbanding 475 kehamilan yang jelas gejalanya. Itulah mengapa, bukan hanya perempuan remaja seusia Jodie saja, tetapi perempuan dewasa pun bisa tidak menyadari akan kehamilannya, bahkan sampai dai melahirkan.
INI PENYEBABNYA!
Dokter Mondale Saputra, SpOG dari RS. Hasan Sadikin Bandung mengatakan, kehamilan tersembunyi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:
* Obesitas
Mamil yang sebelumnya mengalami kelebihan berat badan kerap kali terlambat mengetahui jika dirinya hamil. Pasalnya, perubahan fisik yang menandakan kehadiran bayi di dalam rahim, tidak terlalu terlihat. Lemak ekstra juga membuatnya lebih sulit merasakan gerakan bayi.
* Menstruasi tidak teratur.
Biasanya, siklus menstruasi yang normal berkisar antara 25—35 hari. Namun, ada juga perempuan yang mengalami siklus di luar itu. Bahkan, ada yang pernah tidak mendapat menstruasi selama 2—3 bulan dan merasa sehat-sehat saja. Jadi, karena terlambat datang bulan sudah biasa baginya, maka ia tak tahu kalau dirinya hamil ,
* Dalam fase perimenopause.
Perimenopause adalah fase saat tubuh mengalami transisi menuju masa menopause. Perimenopause biasanya terjadi pada usia pertengahan hingga akhir 40-an. Pada masa ini, tubuh seorang perempuan mengalami banyak perubahan, baik secara hormonal, fisik luar, maupun psikologis. Pada masa ini terjadi gejala-gejala, antara lain: gangguan siklus haid. Perubahan kejiwaan seperti semburan panas (hot flush), mudah marah dan gelisah, susah tidur, kurang percaya diri, pusing, dan berubahnya siklus menstruasi jadi tidak teratur. Nah, gejala terakhir inilah yang dapat tertukar dengan gejala kehamilan walau kasusnya jarang. Si Mama berpikir, ia tidak datang bulan karena sedang menuju menopause, tidak tahunya ada janin dalam kandungannya.
* Tes kehamilan tidak akurat.
Ada perempuan yang sudah curiga dirinya hamil, kemudian melakukan tes kehamilan mandiri dengan alat yang banyak dijual di apotek dan pasar swalayan. Tes kehamilan yang biasa ada di pasaran tidak 100% akurat. Tes ini masih menyisakan 1% hasil yang salah.
Hasil tes tidak akurat terjadi terutama jika mamil melakukan pengujian terlalu awal sehingga tubuh tidak memproduksi cukup hormon Beta HCG yang seharusnya terdeteksi. Atau jika mamil minum terlalu banyak air sehingga ikut mengencerkan kadar hormon, atau jika salah menggunakannya. Kehamilan anggur (mola hidatidosa) juga sering menyebabkan tes kehamilan menjadi negatif walaupun Mama sudah hamil 3—4 bulan. Itu dikarenakan kadar hormon beta HCG terlalu tinggi, sehingga menyebabkan test urine false negative (negatif palsu). Hal ini perlu dilakukan pengenceran urine dengan air/aqua bidest sebelum dilakukan tes kehamilan untuk menghindari hasil yang negatif palsu tadi.
Paling baik, ketika muncul tanda-tanda kehamilan, Mama melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Tanda kehamilan awal yang perlu diperhatikan selain menstruasi adalah mual dan nyeri puting, lebih banyak berkemih, payudara makin membesar disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon esterogen dan progesteron, puting juga membesar dan warnanya semakin gelap. (*)
(Ika Tohir/Santi. Foto: Thinkstock)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR