Nakita.id - Melihat banyaknya praktik estetika yang semakin mengkhawatirkan, dr. Tompi bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik (PERAPI) mencoba memberikan statement resmi mengenai hal tersebut.
BACA JUGA: Umurnya Sudah 50-an Tahun, Beberapa Seleb Ini Masih Cantik Awet Muda
"Siang hari ini atas nama Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Indonesia, PERAPI. Kita mau membuat statement mengenai maraknya praktik estetika terutama terutama penggunaan filler dan benang yang dirasa makin ke sini makin salah kaprah," ujar Tompi saat ditemui dikawasan Jakarta Pusat, pada Sabtu (10/3).
Penyanyi sekaligus dokter spesialis bedah plastik tersebut mengaku was-was karena banyaknya kasus penyalahgunaan filler dan benang yang datang setiap hari.
BACA JUGA: Gadget Bisa Tingkatkan Kemampuan Anak, Asal Moms Perlu Tahu Ini
Tak tanggung-tanggung, Tompi mengaku setidaknya dalam sebulan ia bisa menerima sekitar 15-20 kasus permasalahan penggunaan filler dan benang pada praktik estetika.
"Karena banyak kasus yang dateng kita jadi was-was sekarang. Dalam satu bulan, saya bisa terima kasus dengan permasalahan benang atau filler yang misused atau salah penggunaan. Saya pribadi bisa terima sekitar 15-20 kasus perbulan. Itu hanya saya, belum lagi dokter bedah plastik lainnya," jelasnya.
Sependapat dengan pernyataan tersebut, dr. Irena Sakura Rini SpBP-RE(K) mengatakan bahwa seringkali dokter bedah plastik tidak bisa membantu pada beberapa kondisi tertentu.
"Kami sebagai dokter bedah plastik yang sering dikonsul, juga sering tidak bisa membantu. Padahal kami mempunyai ilmu itu, karena kami mempelajari rekonstruksi maupun estetik. Namun ada beberapa kondisi-kondisi yang terjadi tidak seharusnya," ujar dr. Sakura.
Untuk itu, ia menyarankan masyarakat agar lebih cerdas bertanya pada para ahli dermatologis dan bedah plastik.
BACA JUGA: Sebulan Menikah Vicky Prasetyo Beri Kabar Bahagia, Selamat Angel Lelga Hamil!
"Pesan kita, semuanya bukannya dilarang tetapi kita harusnya melihat bagaimana kita mendapat pengetahuan yang baik, bertanya kepada siapa, sebelum melakukannya berpikir masak-masak. Karena sekali wajah mengalami kerusakan akan panjang urusannya," terang salah satu pemimpin PERAPI ini.
Selain itu Sakura juga menekankan sterilitas dalam praktik bedah plastik yang hendak dilakukan.
"Satu hal lagi, sterilitas. Sudah pasti jika dilakukan di mall, di salon, harus dicermati baik-baik. Kami tidak melarang, kami juga tidak mengharuskan kemana, tetapi kami ingin masyarakat lebih cerdas," ujarnya memberikan peringatan.
Melengkapi pernyataan tersebut, dr. Donna Savitry, Sp.BP-RE mengungkapkan ada cara mudah untuk mengetahui daftar dokter yang berkompetensi untuk melakukan bedah plastik.
"Kami punya daftarnya di website kami. Jadi jika ada yang mengaku dokter bedah plastik tetapi namanya gak ada di website kami, ya boleh dibilang dia hanya mengaku-ngaku. Demikian juga mungkin dengan teman sejawat kami dari spesialis kulit," jelasnya.
BACA JUGA: Waspada! Bayi Berisiko Alami Gagal Ginjal Bisa Dilihat dari Keadaan Ini
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR