Nakita.id - Minuman dingin masih menjadi favorit setiap orang.
Apalagi jika mengonsumsinya di tengah hari yang sangat terik.
Air dingin menjadi sangat menyegarkan untuk melepas dahaga.
Tetapi Moms harus tahu kalau minum air dingin terlalu sering dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Meski terasa menyegarkan, Moms harus tetap berhati-hati jika terlalu sering minum air dingin.
Dilansir Kent Health Care, permasalahan tubuh ini akan muncul jika Moms keseringan minum air dingin.
Menimbulkan masalah pada pencernaan
Salah satu alasan kenapa Moms harus menghindari kebiasaan minum air dingin adalah karena berimplikasi serius pada pencernaan.
Air dingin dan juga minuman dingin lainnya dapat mengontraksi pembuluh darah dan juga membatasi pencernaan.
Jika Moms minum air dingin terlalu sering itu akan menghambat proses alami penyerapan nutrisi.
Menurunkan detak jantung
Alasan lainnya untuk segera meninggalkan kebiasan minum air dingin adalah karena dapat menurunkan detak jantung.
Sebuah penelitian menunjukan bahwa minum air dingin tak hanya dapat menurunkan detak jantung, tetapi juga merangsang saraf vagus.
Saraf inilah yang dapat mengontrol fungsi tubuh sehingga detak jantung akhirnya melambat.
Sulit mengurai lemak
Biasanya banyak orang-orang minum air dingin setelah selesai makan.
Padahal terlalu sering minum air dingin setelah makan dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengurai lemak.
Suhu air yang dingin dapat membekukan lemak, sehingga sulit bagi tubuh untuk memecah lemak.
Lemak yang sulit teruai juga dapat menambah berat badan secara signifikan.
Moms harus menunggu sekitar 30 menit jika ingin minum air dingin setelah makan.
Menyebabkan sembelit
Moms minum air dengan suhu yang normal diperlukan tubuh untuk membantu proses pencernaan.
Tetapi jika Moms terlalu sering minum air dingin itu akan menyebabkan masalah lainnya seperti sembelit.
Terlalu banyak minum air dingin dapat menyebabkan makanan yang dikonsumsi mengeras saat melewati tubuh.
Nantinya usus akan berkontraksi yang menjadi salah satu penyebab utama adanya sembelit.
Source | : | Kent Health Care |
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR