Nakita.id – Banyak orang berpendapat bahwa anak akan cenderung lebih dekat dengan ibu.
Sebab, pengasuhan anak biasanya identik dilakukan oleh ibu, mulai dari sejak bayi lahir, masa kanak-kanak awal hingga masa kanak-kanak lanjut.
Sebetulnya, ayah juga punya porsi yang sama untuk mempunyai kedekatan dengan anak, dalam hal ini membentuk sebuah attachment dengan anak.
Dalam ilmu psikologi perkembangan, kedekatan itu disebut dengan tingkah laku lekat (attachment).
Tingkah laku ini adalah tingkah laku yang spesifik ada pada manusia, yang merupakan kecenderungan dan keinginan seseorang untuk mencari kedekatan dengan orang lain.
Bukan hanya untuk mencari kedekatan saja, tapi seseorang itu – dalam hal ini adalah anak – akan mencari kepuasan dalam hubungan dengan orang lain tersebut.
Pada bayi dan anak-anak, tingkah laku lekat ini berkembang pada dua tahun pertama kehidupan setelah dilahirkan, terutama mulai sekitar usia tujuh bulan hingga sampai 15 bulan.
Pada anak kecil, bentuk tingkah laku lekat ini terlihat jelas dalam tindakan menangis bila figur/objek lekatnya pergi.
Matanya akan mengikuti ke arah menghilangnya atau perginya figur lekat itu.
Lalu anak akan merasa senang dan tertawa lagi bila figur lekatnya kembali.
Memang ibu yang biasanya mempunyai waktu untuk berada dekat anak akan cenderung menjadi figur lekat.
Namun ayah juga menjadi figur lekat sebab figur itu bisa dibentuk dengan karakteristik berikut:
1. Siap memberikan respons
Individu yang selalu siap merespons tangisan anak cenderung dipilih bayi menjadi figur lekat. Bahkan meskipun seseorang (dalam hal ini adalah ayah) tidak melulu memberikan perawatan 24 jam tapi siap merespons tangisan bayi akan cenderung menjadi figur lekat bayi.
Baca Juga: Berperan Sama dalam Mengurus Si Kecil, Begini Tips Mengatasi Anak yang Melawan Saat Dinasihati
2. Bertingkah menarik perhatian
Faktor penentu siapa yang akan menjadi figur lekat adalah orang atau figur yang sering mengadakan reaksi terhadap tingkah laku anak untuk menarik perhatian.
Lalu figur itu juga sering membuat interaksi secara spontan dengan anak.
Jadi, bila ayah bertingkah dengan melakukan bentuk-bentuk “menggoda” bayi (dalam arti bermain-main) dengan bayi, maka ayah juga bisa menjadi figur lekat bagi bayi.
Intinya, bukan sosok ibu saja tetapi ayah juga bisa dekat sebagai figur lekat asalkan memberikan perhatian penuh dan dapat melakukan peran dalam perkembangan kognisi dan emosional anak.
Kemudian patut diketahui juga oleh ayah bahwa anak dapat mempunyai figur lekat lebih dari satu orang, namun biasanya mempunyai hierarki.
Baca Juga: Bukan Hanya Tumbuh Secara Fisik, Begini Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang Mental Anak
Yang pertama adalah ibu dan pada usia 1,5 tahun maka anak-anak juga bisa mempunyai figur lekat pertama bukan pada ibu.
Ada penelitian yang menyimpulkan bahwa anak yang memiliki banyak interaksi dengan ayah cenderung punya kepercayaan diri tinggi.
Menurut psikologi perkembangan anak, maka anak yang demikian akan kurang takut terhadap orang asing daripada anak yang hanya mempunyai interaksi dengan ibu saja.
(Penulis: David Togatorop S.S, M.Hum - Editor in Chief Nakita.id)
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR