Nakita.id – Setelah masa bayi dilalui selama sekitar dua tahun, maka anak akan memasuki masa kanak-kanak awal, atau juga disebut sebagai masa prasekolah.
Dalam masa kanak-kanak awal ini, kemampuan anak akan berkembang dengan sangat pesat, salah satunyanya adalah dalam hal komunikasi dengan berbicara.
Bila pada masa bayi, anak akan lebih menggunakan kemampun komunikasi prabicara dengan menangis, menunjuk atau mengoceh maka pada masa kanak-kanak awal kemampuan bicara akan sangat meningkat.
Menurut pakar psikologi perkembangan Elizabeth Hurlock, kemampuan berbicara melalui kalimat pada diri anak sebenarnya didorong dari dalam dirinya sendiri.
Baca Juga: Ciri Perkembangan Anak Pada Masa Kanak-kanak Akhir, Sering Dicap Sebagai Masa Sulit
Ada dua alasan yang mendasarinya.
Pertama, pada usia kanak-kanak awal ini anak akan mengalami perkembangan dalam keinginan bersosialisasi terutama dengan teman sebaya. Karena itu, kemampuan berbicara merupakan dorongan alamiah untuk meleburkan dirinya dalam pertemanan sebagai bentuk sosialisasi.
Kedua, pada masa kanak-kanak awal ini anak mempunyai keinginan untuk tidak dianggap sebagai bayi. Karena itu anak akan mengembangkan kemampuan berbicara sebagai bentuk kemandirian dan lepas dari masa bayi.
Diawali dengan mendengar
Tentu saja anak tidak serta-merta mempunyai perbendaharaan kata yang banyak dan rumit. Anak mengumpulkan kosa kata untuk dibentuk menjadi kalimat dengan cara mendengar.
Menurut Hurlock, untuk dapat berkomunikasi, anak harus mengerti apa yang dikatakan orang lain. Kemampuan mendengar ini dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu di dalam rumah bersama orangtua.
Karena itu orangtua harus membentuk kemampuan anak untuk mendengar. Cara orangtua untuk meningkatkan kemampuan mendengar anak adalah dengan memberikan paparan komunikasi.
Anak harus terpapar secara konstan mendengar orang berbicara, terutama dari orang tua.
Dalam proses membuat anak mendengar – yang bisa membantunya untuk menangkap kata dan kalimat untuk berbicara – orangtua harus berbicara dengan perlahan, lembut, dan jelas.
Apabila orangtua berbicara dengan lembut dan jelas serta menggunakan kata-kata sederhana yang mudah dimengerti, anak akan terdorong untuk mendengar dengan baik.
Akan tetapi, kalau orangtua berbicara terlalu cepat, tidak jelas, tidak runut dan kalimat yang sepotong-sepotong, maka anak akan bingung. Keadaan ini akan membuat anak menjadi tidak termotivasi untuk berbicara.
Karena itu, para orangtua hendaknya menggunakan kata-kata sederhana dan mengucapkannya ketika berbicara di dekat anak, atau saat berbicara dengan anak.
(Penulis: David Togatorop S.S, M.Hum - Editor in Chief Nakita.id)
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR