Tabloid-Nakita.com. Dahulu sempat ada kesepakatan bahwa bumil harus menghindari konsumsi kafein. Namun seiring waktu, muncul konsensus (kesepakatan para ahli) yang membolehkan bumil mengonsumsi kafein secara terbatas. Dengan begitu, kehamilan dan janin tetap aman.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan bumil tidak mengonsumsi kafein lebih dari 300 mg sehari. Batas angka ini senada dengan yang ditetapkan Food Standars Agency (FSA). Bahkan, beberapa lembaga kesehatan lain, salah satunya NHS (National Health Service) hanya membolehkan bumil mengonsumsi kafein maksimal 200 mg sehari. Begitu pun di Australia. Para ahli lain menyebut, bila konsumsi kafein bumil sekitar 150—250 mg per hari takkan menimbulkan efek.
UKUR KONSUMSI HARIAN
WHO sendiri menyarankan, minum kopi di saat hamil tidak lebih dari dua cangkir per hari. Penting diperhatikan juga, tiap individu memiliki sensitivitas terhadap kafein yang berlainan. Jadi, efek kafein bisa berbeda bagi tiap orang. Misal, bagi bumil A, minum secangkir kopi sudah menimbulkan deg-degan dan pusing. Tapi bagi bumil B, mungkin gejala itu baru terasa kalau sudah minum 3 cangkir kopi.
Lantaran itu, bila bumil ragu dan khawatir akan efek kafein, sebaiknya untuk sementara waktu—paling tidak selama kehamilan—coba dihentikan saja. Riset yang dilakukan McGill University Montreal menyebutkan, bila bumil mengonsumsi lebih dari 200 mg kafein dalam sehari, mengundang risiko terjadinya keguguran dua kali lipat ketimbang bumil yang tak mengonsumsi kafein. Risiko akan terus meningkat bila kadar konsumsi kafein melonjak di atas 300 mg per hari, misalnya.
Mengapa begitu? Menurut dr. Saiful Juhdi, SpOG., dari RS Pertamedika Sentul City, Bogor, kafein sulit dicerna sistem metabolisme janin yang belum berkembang. Akibatnya, kafein menyebabkan plasenta mengecil (vasokonstriksi). Dampaknya, suplai oksigen dan zat gizi makanan ke janin berkurang, sehingga perkembangan janin bisa terhambat bahkan berhenti. Akibatnya, terjadilah keguguran. Jikapun kelak bayi bisa lahir, namun berat badannya sangat rendah.
Bukan berarti bumil tidak boleh minum kopi di saat hamil, hanya saja berhati-hati saja dan atur asupan kafein pada tingkat yang aman. Berikut langkah yang bisa dilakukan:
* Batasi konsumsi kopi, cukup satu cangkir per hari.
* Kurangi takaran kopi, campur dengan susu.
* Ganti kopi dengan minuman cokelat. Cokelat mengandung antioksidan
* Mengonsumsi teh atau kopi di antara waktu makan sehingga tak berdampak pada penyerapan zat besi.
* Memilih kopi tak berkafein (kopi decaf) lebih aman. Tapi bukan berarti bebas kafein. Unsur kafein sangat sedikit, sekitar 5 mg.
* Memilih teh herbal tanpa kafein, namun pastikan dahulu bahan dasarnya dan konsultasikan dengan ahli/dokter untuk memastikan keamanannya terhadap kandungan.
(Santi Hartono/foto: dailymail.co.uk)
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR