Nakita.id - Kabar duka datang dari seorang fisikiawan tersohor Stephen W. Hawking.
Fisikawan Universitas Cambridge dan penulis buku terlaris "A Brief History of Time," meninggal Rabu (13/03/2018) pagi di rumahnya di Cambridge, Inggris di usia 76 tahun.
Kematiannya dikonfirmasi oleh juru bicara Universitas Cambridge.
BACA JUGA: Desa Ini Unik! Penduduknya Banyak yang Kembar. Ilmuwan Penasaran
"Dia adalah seorang ilmuwan hebat dan pria luar biasa yang pekerjaan dan warisannya akan hidup selama bertahun-tahun," anak-anaknya, Lucy, Robert dan Tim mengatakan dalam sebuah pernyataan dikutip dari Time.
"Keberanian dan ketekunannya, kecemerlangan dan humornya menginspirasi orang-orang di seluruh dunia. Dia pernah berkata, 'Tidak akan banyak alam semesta jika tidak ada rumah bagi orang yang Anda cintai.' Kami akan merindukannya selamanya," kata anak-anak Hawking.
Meskipun tubuhnya lumpuh karena penyakit sklerosis lateral amyotrophic, atau ALS, saat Hawking berusia 21 tahun, dia mengejutkan dokter dapat hidup dengan penyakit yang umumnya fatal, selama lebih dari 50 tahun.
Bukan hanya itu, serangan pneumonia yang parah pada tahun 1985 membuat dia menjalani operasi Trakeostomi dan bernapas melalui sebuah tabung.
BACA JUGA: Ini Kata Para Ilmuwan: Suplemen Vitamin B3 Dapat Mencegah Keguguran dan Cacat Lahir!
Sehingga ia harus berkomunikasi melalui alat synthesizer atau suara elektronik yang memberinya suara monoton robotik yang khas.
Tubuhnya memang lumpuh, tapi otaknya yang cerdas tak membuat dia berhenti melakukan penelitian sains.
Ia tetap melanjutkan berbagai karya ilmiahnya.
Bahkan, sebagai salah satu penerus Isaac Newton sebagai Profesor Matematika Lucasian di Universitas Cambridge, Hawking terlibat dalam pencarian tujuan besar fisika "unifield theory".
Source | : | Time |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR