Nakita.id - Moms tentunya kerap mendengar seputar mitos vs fakta kehamilan yang diyakini masyarakat turun menurun.
Salah satunya adalah kepercayaan mengenai banyaknya ibu melahirkan pada bulan purnama.
Seperti diketahui, bulan purnama merupakan fenomena alam yang bisa menyebabkan beberapa fenomena alam lainnya, salah satunya adalah pasang surut air laut.
Baca Juga: Mitos VS Fakta Kehamilan, Amankah Minum Teh Selama Hamil? Begini Penjelasannya
Ketika bulan purnama, air laut di bumi akan mengalami pasang lantaran bulan juga memiliki gaya gravitasi.
Gaya gravitasi pada bulan bisa menarik benda-beda terdekatnya, termasuk bumi.
Sebenarnya lautan dan daratan ikut tertarik, namun yang terlihat kasat mata adalah lautan yang jadi pasang.
Akibat fenomena alam tersebut, banyak yang meyakini bahwa bulan purnama juga bisa memicu persalinan, terutama bagi yang sudah mendekati Hari Perkiraan Lahir (HPL).
Banyak yang meyakini bila gravitasi bulan bisa membuat air laut pasang, maka bisa juga berdampak pada cairan ketuban.
Benarkah mitos vs fakta kehamilan seputar bulan purnama bisa memicu banyak kelahiran bayi tersebut?
Melansir Healthline, tidak banyak data yang mendukung bahwa bulan memiliki pengaruh pada kehamilan atau persalinan.
Dalam sebuah penelitian di tahun 2005, para peneliti memeriksa 564.039 kelahiran yang terjadi pada 62 siklus bulan purnama.
Penelitian tersebut dilakukan di North Carolina antara tahun 1997 sampai 2001.
Studi ini mengamati hal-hal seperti frekuensi kelahiran, metode persalinan, dan komplikasi kehamilan.
Para peneliti menemukan tidak adanya hubungan signifikan yang ditemukan pada siklus bulan purnama.
Jadi, para peneliti menyimpulkan bahwa anggapan bulan purnama bisa memicu persalinan adalah mitos belaka.
Moms mungkin bertanya-tanya, apakah ada fenomena alam lain yang memicu persalinan?
Meski mitos vs fakta kehamilan yang mengatakan bulan purnama bisa memicu persalinan hanya mitos belaka, ternyata ada fenomena alam lain yang bisa memicu kelahiran bayi.
Pola cuaca diyakini bisa mempengaruhi seorang ibu untuk melahirkan.
Beberapa data menemukan bahwa perubahan tekanan barometik dengan sistem cuaca sebenarnya bisa berdampak pada persalinan ibu hamil.
Sebuah penelitian di tahun 2007 menemukan bahwa tekanan barometik rendah sering dikaitkan dengan pecehnya ketuban dan persalinan prematur.
Baca Juga: Jadi Mitos VS Fakta Kehamilan, Benarkah Makan Pepaya Muda Bisa Sebabkan Keguguran?
Kondisi cuaca yang bisa menyebabkan tekanan barometik rendah diantaranya badai, badai salju, dan sebagainya.
Perubahan tekanan barometik dari tinggi ke rendah atau dari rendah ke tinggi bisa meningkatkan proses kelahiran.
Pakar lain berpendapat bahwa pengaruh cuaca ke peningkatan persalinan lebih ke bersofat psikologis.
Ibu hamil dinilai lebih cemas saat ada badai besar.
Stres ini bisa memicu persalinan atau persalinan prematur.
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR