Tabloid-Nakita.com - Semua fungsi tubuh manusia membutuhkan zat besi, apa lagi bayi yang sedang tumbuh dan berkembang begitu cepat. Bayi sampai berumur 1 tahun memerlukan zat besi 11 mg/hari. Pada usia bayi 9—11 bulan, 97% dari kebutuhan zat besi tersebut idealnya didapat dari makanan pendamping ASI-nya (MP-ASI).
Yang perlu diketahui adalah cadangan zat besi dalam tubuh bayi semakin lama akan berkurang apabila bayi tidak mendapat asupan yang memadai. Nah, bagaimana cara kita mengetahui bahwa anak kekurangan zat besi?
Kondisi anak kekurangan zat besi dapat diketahui dengan pemeriksaan darah di laboratorium. Namun, gejala bayi/anak yang menderita anemia dapat terlihat secara kasat mata:
* Peka terhadap rangsangan/mudah tersinggung.
* Napasnya pendek-pendek.
* Makan makanan yang bukan makanan biasanya, misalnya gemar makan tanah (pika).
* Susah makan.
* Mudah lelah atau lemas sepanjang waktu.
* Lidah pecah-pecah.
* Sakit kepala (jika anak sudah bisa mengeluh).
Kondisi anemia yang parah akan ditandai:
* Kelopak mata bayi/anak sangat pucat.
* Kuku suram.
* Kulit pucat.
Lalu apa yang perlu kita lakukan untuk mencegah bayi atau anak kekurangan zat besi?
Cara terbaik adalah dengan memberikan makanan sumber zat besi dalam diet harian si buah hati. Untuk itu, berikan makanan sumber zat besi saat mengolah MPASI seperti hati ayam, daging sapi, daging unggas, ikan, dan sebagainya. Konsumsi makanan sumber vitamin C seperti jeruk dapat membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
Namun bila waktu Mama begitu terbatas, Mama bisa memanfaatkan MPASI instan fortifikasi. Zat gizi dalam MPASI instan fortifikasi sudah terukur sesuai standar dan jumlah zat gizinya dapat dilihat di label kemasan.
Oleh: Dr. Endang Dewi Lestari, MPH, SpA(K)
KOMENTAR