Nakita.id - Selamat ya, Ayah Ibu, atas kelahiran si buah hati. Agar si kecil dapat tumbuh sehat dan perkembangannya pun optimal, ada sejumlah pantangan untuk bayi baru lahir yang perlu jadi perhatian. Misalnya, bayi baru lahir memang baik jika dijemur di bawah matahari pagi. Tetapi, hindari menjemur bayi di bawah sinar matahari langsung. Apa pula larangan untuk bayi baru lahir yang perlu Ibu ketahui?
Berjemur di bawah sinar matahari langsung
Sekalipun baik menjemur bayi, apalagi untuk bayi yang kuning (hiperbillirubin), namun menjemurnya tak perlu di bawah sinar matahari langsung. Terkena bias cahayanya saja sudah cukup, seperti di teras rumah. Pun, waktu menjemur bayi cukup 15 menit saja, sekitar pukul 7.00—8.00.
Mengenakan sarung tangan/kaki sepanjang hari
Jika sepanjang hari menggunakan sarung tangan/kaki, si kecil tidak bisa leluasa mengembangkan kemampuan jari dan tangan/
kakinya; membuka, menutup, menggerakkan jari, menggenggam sesuatu, juga merasakan sensasi taktil yang mengenai telapak tangan dan kakinya. Jadi, boleh saja kenakan sarung tangan/kaki saat udara dingin atau sehabis mandi, setelah itu lepaskan. Pastikan kuku-kuku jarinya pendek agar tidak melukai dirinya sendiri
Minum air putih
Hingga usia 6 bulan, makanan/minuman bayi hanya ASI. Bayi tak membutuhkan air putih. Selain karena air putih bukan minuman nutritif, organ tubuhnya juga belum siap menerima air putih.
Pakai diaper terus-menerus
Mengenakan diaper alias popok sekali pakai dalam jangka waktu lama, bisa mengakibatkan bayi mengalami ruam di selangkangannya. Kondisi ini membuat bayi tak nyaman, karena gatal dan perih. Baiknya di rumah pakaikan popok kain sehingga bisa sering diganti dan setiap habis pipis bisa dibasuh sehingga dapat terhindar dari ruam popok. Bila ingin memakaikan diaper, setiap empat jam dan setiap habis pup wajib diganti.
Memakaikan bedak
Bedak membuat pori-pori tertutup, sehingga dapat menghambat sirkulasi keringat jika tak dibersihkan secara teratur. Alih-alih menyegarkan, sumbatan pada pori-pori justru dapat menyebabkan biang keringat. Selain itu, bedak juga dilarang digunakan di area kelamin, terutama vagina karena jika partikel bedak sampai mengendap di situ, bermacam risiko kesehatan akan dihadapi bayi.
Membalurkan minyak penghangat
Umumnya, orangtua memakaikan minyak penghangat, seperti minyak telon pada bayinya agar tak kedinginan. Padahal, negara kita beriklim tropis, sehingga kebiasaan ini boleh saja tidak dilakukan. Perlu diingat, kulit bayi sangat sensitif sehingga pemakaian minyak penghangat dikhawatirkan membuat iritasi. Minyak telon bisa digunakan untuk memijat bayi sebelum mandi. Setelah mandi tak perlu dipakaikan lagi. Jika Ibu tetap ingin membalurkan minyak telon yang beraroma khas pada bayi, tunggu hingga ia tumbuh lebih besar dan terbukti tidak sensitif atau alergi terhadap minyak telon.
Mengenakan perhiasan
Bayi perempuan paling sering menjadi sasaran dari keinginan Ibu untuk mendandani buah hatinya secantik mungkin. Bukan hanya anting, tapi juga cincin dan kalung tampak bertengger di tubuh mungilnya. Perhisan apa pun, meski terbuat dari logam mulia sebetulnya sangat bisa membahayakan si kecil. Anting yang direnggut oleh tangannya bisa membuat daun telinganya sobek atau perhiasan itu hilang, begitu pula kalung. Cincin yang terlepas dan tertelan berisiko menyebabkan anak tersedak. Bisa saja perhiasan itu menimbulkan rasa gatal di kulit bayi, lalu korengan, dan terinfeksi sehingga menjadi bengkak. Belum lagi, perhiasan berharga bisa saja mengundang aksi kejahatan
Dikelilingi bantal dan benda lain saat tidur
Baiknya saat tidur, bayi tidak dikelilingi benda-benda, seperti: bantal dan selimut, yang berisiko mencelakainya. Ingat, bayi baru lahir belum punya daya upaya. Jadi, saat ada bantal atau selimut “terjatuh” dan menutupi mukanya, ia belum bisa menolong dirinya sendiri untuk menghalau benda itu. Bayangkan apa jadinya jika benda itu membuat bayi susah bernapas.
Hanya karena hal-hal di atas sudah merupakan tradisi, tidak berarti Mama juga harus melakukannya. Pikirkan lagi larangan untuk bayi baru lahir ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Narasumber: Dr. Widodo Tirto, SpA, RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Dini |
KOMENTAR