Nakita.id - Pandemi virus corona di Indonesia masih belum berakhir. Ditambah, sejumlah kasus varian baru Covid-19 omicron terdeteksi.
Ini tidak lepas dari dibukanya mobilitas dari dalam ke luar negeri atau pun sebaliknya.
Pemerintah sendiri sudah mengatur berbagai kebijakan untuk mengendalikan Covid-19 agar tidak semakin merajalela.
Beberapa waktu lalu, pemerintah mengatakan kalau puncak omicron akan terjadi di bulan Februari 2022.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Prediksi ini diambil berdasarkan bandingan dengan negara lain di mana kasus omicron menyebar lebih cepat ketimbang varian Delta.
“Kita perkirakan puncak gelombang karena omicron akan terjadi pada awal Februari,” kata Luhut seperti dikutip dari Kompas.
Meski begitu, Luhut mengatakan kalau pemerintah sudah siap dalam menghadapi potensi lonjakan omicron di Indonesia.
“Sistem kesehatan kita sudah lebih siap, baik dalam hal obat-obatan, tempat tidur RS, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat,” sambungnya.
Melansir dari Tribunnews, hasil penelitian terbaru menunjukkan varian omicron lebih mungkin menginfeksi bagian saluran pernapasan atas.
Artinya, omicron lebih menyerang tenggorokan dibandingkan paru-paru.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR