Responden tersebut diantaranya memiliki autisme atau cacat lainnya yang dikumpulkan melalui Kelompok Studi Kelahiran Longitudinal Anak Usia Dini Statistik Pendidikan Nasional.
Peneliti menilai kesejahteraan ibu dari anak-anak dengan autisme dan memeriksa keterlibatan ayah dalam kehidupan sehari-hari anak.
Beberapa kegiatan sehari-hari yang bisa Dads lakukan misalnya bermain dengan anak, menyuapi ketika makan, atau membantunya mandi.
Studi ini melihat secara eksklusif pada keluarga di mana anak-anak tinggal dengan kedua orangtua kandung selama 4 tahun pertama kehidupan.
Diantara anak berusia 9 bulan yang kemudian didiagnosis dengan autisme, peneliti menemukan bahwa kedekatan anak denan ayah bisa mengurangi risiko emosi yang meledak-ledak.
Sebab, anak senang ketika bisa bersama dengan ayahnya.
Beberapa kegiatan yang bisa Dads lakukan ketika berperan sama dalam pengasuhan anak dengan autisme diantaranya bercerita, membacakan buku, bermain, dan sebagainya.
Baca Juga: Pentingnya Nenek Berperan Sama dalam Pengasuhan Anak, Ini Penjelasannya
Bila Dads banyak menghabiskan waktu bersama anak bisa menurunkan risiko gejala depresi pada ibu.
Seorang profesor pengembangan manusia di University of Illinois di Urbana–Champaign bernama Brent McBride mengungkapkan kebutuhan ibu yang memiliki anak dengan autisme.
“Dalam sistem keluarga yang mencakup anak-anak dengan autisme, stresnya sangat besar, dan ibu membutuhkan semua dukungan yang dapat mereka pegang,” kata Brent McBride.
Brent McBride meminta kepada para ayah untuk peka dan ikut membantu pengasuhan.
Belanja Baju Lebaran yang Seru dan Menyenangkan Lewat Koleksi Athleisure Premium dan Workshop DIY Eid Aksesoris
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR