Nakita.id - Pasangan suami istri yang bertahun-tahun menjalani rumah tangga, mungkin pernah mencapai titik jenuh.
Pada dasarnya, wajar saja saat Moms atau Dads merasa jenuh atau bosan dalam pernikahan.
Tapi sebelumnya, cari tahu dulu apa yang memicu rasa jenuh tersebut.
Apakah kita hanya jenuh dengan keadaan sehari-hari atau justru kepada pasangan.
Rutinitas yang monoton setiap hari bisa sangat membosankan.
Namun, saat merasa jenuh kepada pasangan artinya rasa cinta di antara kalian mulai memudar.
Kalau dibiarkan berlarut-larut, hal ini bisa berdampak untuk keharmonisan rumah tangga loh!
Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi.,Psikolog, seorang psikolog dari Lembaga Konsultasi Psikologi Positive Consulting Semarang, menjelaskan kenapa bisa ada rasa jenuh dalam pernikahan.
Yuk, simak penjelasannya Moms!
1. Jenuh kepada pasangan
Sukma menjelaskan, jenuh kepada pasangan biasanya dipicu oleh rasa cinta yang mulai memudar.
"Cinta dalam pernikahan bisa pudar. Jangankan pasangan yang sudah tua, yang muda juga bisa pudar kalau tidak dipupuk terus," kata Sukma dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Rabu (16/2/2022).
Lebih lanjut, ia juga menyebutkan faktor lain yang bisa memudarkan cinta adalah luka lama yang dipendam.
"Misalnya ada konflik, kemudian lukanya kita pelihara terus jadinya enggak bisa happy lagi perasaannya," ujarnya.
"Kalau kita ingin terus menumbuhkan cinta sampai tua, maka kalau ada luka obati dengan pemaafan," sambungnya.
Apabila kita mau berbesar hati memaafkan kesalahan pasangan, ikatan antara suami istri bisa semakin erat.
Sukma memaparkan, ketika suami dan istri memiliki ikatan yang kuat maka kehidupan pernikahaannya pun tidak akan monoton.
2. Jenuh dengan rutinitas yang monoton
Sukma menjelaskan, pada dasarnya kehidupan pernikahan tidak selamanya monoton.
Ada fase-fase yang akan dijalani oleh suami dan istri, dimulai sejak hari pertama menikah.
"Sebenarnya dalam fase pernikahan itu selalu ada yang berbeda," kata Sukma.
"Misalnya fase bulan madu, lalu hamil anak pertama, anak kedua, punya cucu, dan seterusnya," lanjutnya.
Semua fase dalam kehidupan dan cobaan-cobaan yang menyertainya, membuat suami dan istri terus berkembang.
Misalnya, saat punya anak kedua dan saat punya cucu, tentu tantangannya pun berbeda.
"Jadi selalu ada warna yang berbeda dalam pernikahan, bahkan sampai usia tua nanti," lanjutnya.
"Yang penting jaga perasaan cinta kita kepada pasangan, sehingga selalu bersemi dan terjaga," tutupnya.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR