World Health Organization atau WHO telah melakukan sejumlah pengamatan di berbagai negara.
Pimpinan Teknis dari WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa dirinya sudah menduga adanya kemunculan mutasi baru karena lonjakan kasus varian Delta dan Omicron, melansir dari Live Mint.
Setelah diamati selama beberapa waktu, ternyata kasus Deltacron secara angka tidak begitu tinggi.
Selain Inggris, ditemukan dua kasus Deltacron dari total 29.719 kasus Covid-19 di Amerika Serikat.
Melansir dari Kompas, Badan Keamanan Kesehatan Inggris atau UK Health Security Agency mengatakan bahwa kasus mutasi baru ini tidak menunjukkan peningkatan yang pesat.
Angka kasus yang kecil adalah alasan mengapa masyarakat tak perlu panik hadapi Deltacron.
Walaupun begitu, Moms tetap harus waspada karena varian Delta dan Omicron masih terus merebak bahkan hingga memakan korban.
Pihak Ikatan Dokter Indonesia sudah angkat bicara mengenai kasus Deltacron ini.
Pihak IDI tidak bisa memastikan apakah mutasi ini bisa lebih berbahaya dibandingkan varian-varian sebelumnya.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 dari IDI, Profesor Zubairi Djoerban, mengatakan karena saat ini belum ada data ilmiah yang bisa membuktikan hal tersebut.
Zubairi menyarankan pemerintah Indonesia tetap memantau hal ini.
Source | : | Health,CDC,Kompas |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR