Namun, yang jadi masalah ketika penurunannya tersebut lebih dari 10%.
Para Moms wajib curiga karena bisa saja itu sebagai pertanda bahwa anak mengalami kekurangan asupan.
"Yang namanya bayi dari usia 0-7 hari itu akan turun berat badannya, akan jadi masalah jika penurunannya lebih dari 10%. Itu patut kita curigai jangan-jangan anak kurang asupan, maka bisa dipertimbangkan untuk pemberian susu formula," ujar dr. Reza.
6. Infeksi HIV pada Ibu
Sedangkan menurut dr. Ity Sulawati M.Kes., Sp.A dari Rumah Sakit Vania Bogor, Jawa Barat, kondisi lainnya yang memungkinkan anak diberikan susu formula adalah karena ibunya menderita infeksi parah seperti HIV.
Karena jika paksa disusui secara langsung potensi bayi tertular HIV pun sangat besar.
"Biasanya, pada kondisi-kondisi dimana ibunya ada infeksi, yang paling sering infeksi HIV. Dokter biasanya akan menganjurkan lebih baik diberikan susu formula dibandingkan dengan ASI karena jika menyusui secara langsung ada potensi untuk tertular," ujar. dr. Ity dalam wawancara khusus bersama Nakita.id, Kamis (17/3/2022).
Namun, apabila pemberian susu formula juga tidak memungkinkan, ibu-ibu yang menderita HIV bisa tetap menyusui anaknya dengan dibantu obat-obatan supaya si bayi tidak tertular.
"Tapi pada kondisi tidak memungkinkan diberikan susu formula, ASI masih bisa diberikan dengan dibantu obat-obatan untuk mencegah terjadinya penularan HIV tersebut," sambung dr. Ity.
7. Berat Badan Bayi Tidak Bertambah
dr. Ity juga menjelaskan, pemberian susu formula bisa dilakukan ketika pemberian ASI tidak bisa membuat berat badan bayi naik secara signifikan.
"Bisa juga pada kondisi bayi di bawah enam bulan setelah mendapatkan ASI Si Kecil justru tidak menunjukkkan kenaikan berat badan yang diharapkan. Nah, itu harus dievaluasi, apakah ASI nya cukup untuk memenuhi kebutuhan si bayi atau tidak dan ketika dievalusi ternyata ASI nya tidak mencukupi maka bisa menjadi indikasi diberikan susu formula," tutup dr. Ity.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR