Nakita.id - Bau mulut ternyata bukan hanya masalah bagi orang dewasa, tapi juga anak-anak. Bau mulut biasanya terjadi pada anak dimulai ketika memiliki gigi, yaitu antara usia 6-8 bulan ke atas, atau yang mulai minum susu dengan dot.
Menurut Drg. Chininta dari Poliklinik Gigi dan Mulut RS Hermina Bogor, ada beberapa penyebab bau mulut pada si kecil. Di antaranya, kebersihan gigi dan mulut yang kurang terjaga, pilek dan hidung mampet, gigi berlubang, juga karena mengonsumsi makanan tertentu.
Untuk mencegah bau mulut pada anak, cara paling jitu tentu saja menjaga kebersihan gigi dan mulut. Mungkin Ibu sudah menerapkan hal ini pada si kecil, namun bisa saja caranya kurang tepat. Untuk mencegah si kecil bau mulut, ini langkah-langkah yang disarankan Drg. Chininta:
1. Cobalah untuk menyikat gigi anak dua kali sehari, yaitu pada saat pagi dan sebelum tidur malam. Pada anak yang usianya belum mencapai dua tahun, disarankan lebih baik dibantu oleh jari ibu dan kain kasa yang dibasahi air hangat. Sela-sela gigi, di mana sisa makanan malah sering bertumpuk, jangan sampai terlewatkan.
2. Ibu juga dapat menyikat bagian lidah anak dengan lembut untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang juga sering menempel di bagian ini.
3. Pilihlah sikat gigi berukuran kecil untuk anak dengan pasta gigi seukuran biji jagung.
4. Biasakan si kecil berkumur dengan air putih setelah makan atau setelah minum susu.
5. Pada bayi perhatikan juga empeng yang suka dipakai agar selalu dalam keadaan bersih, bebas sisa makanan dan susu.
6. Hindari membiarkan si kecil tidur sambil mengedot susu.
7. Jika si kecil belum dapat menjaga kebersihan gigi dan mulutnya dengan baik, misalnya karena koordinasi gerak tubuhnya belum oke, akan lebih baik jika makanan manis dan lengket dikurangi dulu agar mengurangi kemungkinan sisa makanan yang tertinggal.
Semoga langkah-langkah yang Ibu terapkan di atas bisa mencegah mulut anak jadi bau ya, Bu.
Narasumber: Drg. Chininta dari Poliklinik Gigi dan Mulut RS Hermina Bogor
| Penulis | : | Hilman Hilmansyah |
| Editor | : | Dini |
KOMENTAR