Nakita.id - Peran ibu sangat besar dalam keluarga, terutama dalam pengasuhan anak.
Mengutip dari laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, kesehatan mental seorang ibu menjadi krusial dalam pengasuhan, tumbuh kembang anak, dan perannya menjalankan tugas sehari-hari.
Namun, untuk menjadi seorang ibu tentunya tidak mudah.
Akan ada banyak tekanan yang membuat kondisi mentalnya rentan terganggu.
Misalnya, faktor ekonomi karena penghasilan rendah dan faktor sosial yang menuntut seorang ibu harus sempurna.
Hal ini membuat para wanita berkali-kali meragukan kesiapan mereka dalam mengemban perannya sebagai ibu,
Belum lagi, kesehatan mental ini terkadang masih sering disepelekan, baik oleh pasangan, keluarga, lingkungan, dan bahkan oleh ibu itu sendiri.
Padahal, apabila diabaikan tentunya bisa berakibat fatal untuk jangka panjang dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan kita.
Apalagi semakin kesini, banyak bermunculan kasus-kasus ibu yang menganiaya anaknya karena diduga depresi.
Melansir dari Tribunnews, seorang ibu muda berinisial KU (35 tahun) di Dukuh Sokawera, Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes menganiaya tiga anaknya dengan senjata tajam.
Pada Minggu, (20/3/2022) pagi sekitar pukul 04.00 WIB, KU menganiaya tiga anak kandungnya.
Akibat perbuatan tersebut, anak kedua berinisial ARK (7) tewas di tempat dengan luka di bagian leher.
Sementara, anak pertama berinisial S (10) mengalami luka di dada.
Anak bungsu laki-laki berinisial E (4,5) mengalami luka di leher.
Saat ini, KU tengah menjalani pemeriksaan kejiwaan di RSUD dr Soeselo Slawi karena ada dugaan gangguan kejiwaan.
Melihat fenomena tersebut, sebetulnya apa itu pengertian depresi?
Ayoe Soetomo, M.Psi., Psikolog. Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga dari TigaGenerasi menjelaskan pengertian kondisi depresi.
"Depresi merupakan salah satu bentuk episode gangguan suasana hati atau mood, dimana perilaku individu ini lebih didominasi dengan perasaan tertekan atau depressed," kata Ayoe dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Selasa (22/3/2022)
Semua orang tentunya pernah merasakan perubahan suasana hati yang naik turun, seperti sedih, kecewa, murung, dan tidak selamanya bahagia.
Menurut American Psychiatric Association (2020), penderita juga seringkali kehilangan minat dan rasa senang ketika melakukan hal-hal yang dulunya mereka sukai. Perubahan suasana hati karena depresi gejalanya berlangsung selama lebih dari 2 minggu.
"Memang ini bentuk emosi yang sering kali banyak ibu yang merasakannya, namun untuk mengatasi perasaan ini ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan," kata Ayoe.
Depresi yang dibiarkan berlanjut dan tidak mendapatkan penanganan bisa menyebabkan terjadinya penurunan produktifitas kerja, gangguan hubungan sosial, sehingga muncul keinginan untuk melukai diri sendiri atau orang lain.
Mengenai cara mengatasinya, para psikolog berpendapat bahwa masalah kesehatan mental merupakan kondisi yang tidak bisa dilihat secara kasatmata, sehingga banyak yang bertanya-tanya apakah penanganannya bisa diatasi dengan obat?
Ayoe menjelaskan, bahwa semua itu tergantung pada kondisi individu tersebut.
"Biasanya yang bisa memberikan penilaian terhadap kondisi kesehatan mental seseorang tersebut hanya psikiater," kata Ayoe.
"Jadi kalau memang dirasa diperlukan obat-obatan untuk membantu individu tersebut dalam mengatasi kondisi kesehatan mentalnya tentunya tidak apa-apa sepanjang berada di bawah pengawasan dokter," tutupnya.
Lupa penjelasan apa itu depresi, cek halaman 2. (*)
Rayakan International Women's Day, Ini Cara yang Bisa Perempuan Lakukan untuk Berkreativitas dan Mengekspresikan Diri
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR