Awalnya, banyak peneliti yang mengira, korteks motorik otak yang mengirimkan sinyal ke sum-sum tulang belakang untuk menggerakan tangan dan kaki.
Namun penelitian tersebut melaporkan bahwa korteks motorik bahkan belum terhubung ke sumsum tulang belakang di usia kehamilan 8 minggu.
Padahal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, anak sudah bisa menggerakkan tangan ke arah yang lebih disukainya pada usia tersebut.
Dengan kata lain, anak sudah bisa memulai gerakan dan memilih tangan kesukaannya sebelum otak mengendalikan gerak tubuhnya.
BACA JUGA: Anemia Bisa Kurangi IQ Anak Hingga 20 Poin Secara Permanen Jika Tidak Segera Diatasi
Para peneliti dari Ruhr University Bochum, Jerman, mengamati hubungan antara rangkaian DNA di sumsum tulang belakang dengan risiko kidal pada anak dalam kandungan pada minggu ke 18 hingga minggu ke 12.
Dimana dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa rangkaian DNA anak dalam segmen saraf mengendalikan gerak kaki dan tangan di kanan dan kiri sumsum tulang cukup berbeda.
"Ini bukan hal yang mustahil karena banyak serabut saraf menyebrang dari satu sisi ke sisi lain di batas antara otak belakang dan sumsum tulang belakang," ujar Carolien de Kovel, penulis utama studi dan peneliti di Max Plank Institute for Psycholinguistics.
Dari penelitian tersebut, para peneliti pun menyimpulkan, perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang juga dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Jadi intinya, meskipun sudah terjadi sejak di dalam kandungan tetapi faktor genetik dan paparan lingkungan selama masa kehamilan sama-sama berperan dalam membuat seseorang kidal, ujar de Kovel.
BACA JUGA: Yuk Moms, Kenali dan Pahami Penanganan 'Bingung Puting' Dari Ahli
Artikel ini sudah pernah dimuat di Kompas.com dengan judul 'Apa Penyebab Orang Menjadi Kidal?'
Source | : | Kompas.com,medical daily |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR