Untuk alergi telur, sistem kekebalan tubuh secara keliru mengidentifikasi protein telur tertentu sebagai sesuatu yang berbahaya.
Alhasil, ketika Si Kecil bersentuhan dengan protein telur, sel sistem kekebalan (antibodi) mengenalinya dan memberi sinyal pada sistem kekebalan untuk melepaskan histamin dan bahan kimia lain yang menyebabkan tanda dan gejala alergi.
Baik kuning telur maupun putih telur mengandung protein yang dapat menyebabkan alergi, tetapi alergi terhadap putih telur adalah yang paling umum.
Selain itu, yang perlu Moms waspadai adalah faktor risikonya.
Ya, faktor-faktor tertentu ternyata dapat meningkatkan risiko berkembangnya alergi telur pada anak, seperti:
Dermatitis atopik
Anak-anak dengan jenis reaksi kulit ini lebih mungkin mengembangkan alergi makanan daripada anak-anak yang tidak memiliki masalah kulit.
Baca Juga: Gejalanya Seringkali Bikin Panik, Ternyata Begini Tips Mengatasi Anak yang Alergi Susu Sapi
Genetik
Si Kecil akan berisiko lebih tinggi mengalami alergi makanan jika Moms, Dads, atau bahkan keduanya menderita asma, alergi makanan, atau jenis alergi lain — seperti demam, gatal-gatal, atau eksim.
Usia
Alergi telur memang paling sering menimpa anak-anak, Moms. Namun, tak perlu khawatir, seiring dengan bertambahnya usia, sistem pencernaan biasanya akan menjadi matang dan reaksi alergi makanan cenderung tidak terjadi.
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR