Tabloid-Nakita.com - Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2013 menyebutkan satu dari tiga anak Indonesia memiliki fisik pendek karena kekurangan gizi, sehingga berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Ini jelas sangat memprihatinkan.
"Fakta anak di Indonesia memiliki masalah gizi yang cukup serius, sehingga satu dari tiga (31 persen) anak usia sekolah Indonesia berfisik pendek," kata Divisi Kedokteran Keluarga, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FK UI (IKK FKUI), dr Dian Kusumadewi M.Gizi.
Riskesdas 2013 tidak jauh berbeda dengan Riskesdas 2010, dimana status gizi bangsa Indonesia bisa dibilang sudah masuk dalam level warning. Sebab, 17,9% penduduk Indonesia yang mengalami kekurangan gizi. Di sisi lain, sebanyak 14,2% penduduk mengalami kelebihan gizi. Di samping itu, sebanyak 35% anak-anak Indonesia terhambat pertumbuhannya atau mengalami stunting alias pendek.
Baca juga : Anakku kok pendek. Mungkin ini sebabnya Mam
Menurut dia, jika permasalahan gizi tersebut dibiarkan saja, maka akan berdampak pada perkembangan otak yang tidak optimal, pertumbuhan fisik tidak optimal, serta perkembangan organ metabolik tidak optimal.
"Jangka panjang yang timbul akibat permasalahan gizi tersebut bisa mengalami obesitas, hipertensi, diabetes, kanker atau stroke yang meningkatkan risiko kematian," terangnya.
Baca juga: Begini cara agar pertumbuhan tinggi badan anak optimal
Upaya perbaikan gizi di Indonesia, ia menambahkan membutuhkan peranan keluarga, sebagai unit terkecil dari masyarakat. Pola makan yang baik berpedoman pada gizi seimbang dengan mengonsumsi beraneka ragam kebutuhan tubuh.
"Perhatikan hal penting dalam pemenuhan gizi seimbang dengan memperhatikan selalu konsumsi, yaitu gula sebagai bagian karbohidrat, serta kalsium untuk membantu mempertahankan kepadatan tulang dan gigi," paparnya.
Baca juga: Normalkan berat badan dan tinggi badan anakku? Cek di sini ya
MENGATASI ANAK PENDEK
Pada kesempatan terpisah, Menurut Prof DR dr Abdul Razak Thaha, MSc, SpGK, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) mengungkapkan, untuk mengintervensi anak pendek memang bisa saja, tapi sayangnya, pemenuhan asupan gizi saat anak sudah masuk usia sekolah kurang begitu dapat mengatasi masalah pendek yang dialami anak. Oleh karena itu, masalah kekurangan gizi bukan hanya menjadi masalah anak-anak saja, melainkan juga seluruh penduduk Indonesia secara umum.
Baca juga: Cara Alami Menambah Tinggi Badan Anak
Jadi solusi terbaik untuk mengatasi pendek adalah dengan perbaikan gizi pada semua lapisan usia, khususnya wanita, dan memberikan ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan, dilanjutkan hingga 2 tahun.
Untuk diketahui, saat ini, pemerintah pun tengah menggenjot program pemenuhan gizi untuk 1.000 hari pertama kehidupan, dimulai sejak masa kehamilan dalam rangka menekan angka pendek pada anak di Tanah Air. Sebab dengan laporan data RISKESDAS 2010 tersebut, pemerintah sadar bahwasannya sampai saat ini, permasalahan gizi masih menjadi pekerjaan pemerintah yang belum sepenuhnya terselesaikan.
(Ipoel/Liputan6.com)
KOMENTAR