Jadi perlu dipahami bahwa hari ovulasi bukan hari yang sama dengan HPHT. Ovulasi adalah ketika telur dari indung telur (ovum) “dilempar” masuk ke dalam tuba falopi atau saluran telur.
Apabila di saat itu sperma masuk saat melakukan coitus atau hubungan badan, sel telur akan dibuahi untuk berkembang menjadi kehamilan.
Hari ovulasi pada wanita terjadi pada pertengahan haid saat ini dengan haid yang akan datang dengan syarat siklus haidnya teratur setiap 28 hari.
Jika siklus haid seorang wanita berjalan tidak teratur, hari ovulasinya bisa dihitung dengan 14 hari dari haid yang akan datang.
Usia kehamilan atau waktu dimulainya perhitungan kehamilan tidak memakai waktu ovulasi tapi HPHT karena karena banyaknya variasi siklus menstruasi setiap wanita, begitu juga dengan hari tepatnya wanita tersebut ovulasi.
Di dalam buku tersebut disampaikan, bahwa dokter, bidan, dan tenaga medis lainnya akan kesulitan menanyakan dan menyimpulkan kepastian waktu ovulasi.
Di mana, untuk mengetahui hal itu, dokter dirasa kurang pas jika harus menyampaikan pertanyaan yang terlalu privat atau mungkin sulit dijawab oleh pasien, seperti “kapan ibu berhubungan dengan suami yang menyebabkan haid berikutnya tidak datang?”.
Maka dari itu, untuk memudahkan perhitungan HPL ibu hamil, yang digunakan sebagai patokan dalam menghitung usia kehamilan adalah HPHT. Dengan HPHT usia kehamilan dapat diketahui dalam hitungan minggu.
HPHT juga sangat berkaitan dengan hari perkiraan hamil (HPL). Dari HPHT, dokter bisa menghitung akan perkiraan bayi akan lahir.
Ketika HPL sudah ditentukan, tanggal kelahiran bayi berada di rentang waktu antara dua pekan sebelum dan dua pekan setelah tanggal HPL tersebut.
Menghitung usia kehamilan dari HPHT menjadi standar bagi banyak dokter kandungan.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR