Nakita.id - Moms, apakah Si Kecil sering muntah-muntah dan buang air besar?
Waspadai kemungkinan terjadinya gejala muntaber pada anak.
Gastroenteritis atau muntaber adalah infeksi usus yang ditandai dengan diare berair, kram perut, mual, muntah, hingga demam.
Umumnya, penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya apabila seseorang memiliki kekebalan tubuh yang kuat.
Tetapi, untuk bayi, lansia, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah, muntaber bisa berbahaya.
Melansir WebMD, terdapat beberapa penyebab muntaber, yakni:
Adanya kontak dengan seseorang yang memiliki virus, mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi virus, jarang mencuci tangan setelah pergi ke kamar mandi.
Virus penyebab muntaber adalah rotavirus dan norovirus, selain itu, bakteri seperti E. coli dan salmonella juga bisa memicunya.
Selain itu, ada kenali juga gejala dari muntaber antara lain.
Baca Juga: Berita Kesehatan: Musim Hujan Datang Muntaber Menyerang, Siaga 1!
Gejala muntaber biasanya dimulai satu atau dua hari setelah infeksi.
Gejala tersebut meliputi, diare, mual dan muntah, sakit kepala, nyeri otot, atau nyeri sendi, demam atau kedinginan, sering berkeringat atau kulit lembap, kram perut dan nyeri, dan kehilangan selera makan.
Pada tahap yang lebih serius, penyakit muntaber dapat menyebabkan komplikasi seperti dehidrasi terutama pada bayi dan anak kecil.
Dehidrasi tersebut menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi, kelelahan, dan kelemahan otot.
Meskipun risikonya kecil namun tak menutup kemungkinan bisa terjadi komplikasi seperti pembengkakan otak, koma, syok hipovolemik, gagal ginjal, dan epilepsi.
Mengutip dari Mayo Clinic, segera hubungi dokter jika anak mengalami demam 38,9 derajat celcius atau lebih tinggi, mengalami diare berdarah, dan tampak dehidrasi.
Selain itu juga, anak tampak lesu atau sangat mudah tersinggung, rasa tidak nyaman atau sakit.
Untuk bayi, segera hubungi dokter jika bayi mengalami muntah yang berlangsung lebih dari beberapa jam, popok belum basah dalam enam jam, tinja berdarah atau diare parah.
Serta, memiliki titik lunak cekung (fontanel) di atas kepalanya, mulut kering atau menangis tanpa air mata, terus mengantuk atau tidak responsif.
Baca Juga: Rela Minum Obat Pelangsing Sampai Diare, Padahal Berat Badan Turun Sampai Puluhan Kilo Cuma Makan Lidah Buaya, Coba Sekarang kalau Mau Liat Hasilnya!
Nantinya, dokter akan mengambil sampel tinja untuk menguji jenis virus atau untuk mengetahui penyebab penyakit berasal infeksi parasit atau bakteri.
Nah Moms, bagaimana cara mengatasi dan mencegah penyakit muntaber pada anak?
Mengutip dari Better Health, terdapat beberapa perawatan umum untuk mengatasi muntaber, antara lain:
Minuman rehidrasi oral, rawat inap rumah sakit dan penggantian cairan intravena, dalam kasus yang parah. Dokter akan memberikan antibiotik, jika penyebabnya karena bakteri, serta obat untuk membunuh parasit, jika penyebabnya parasit.
Melansir dari Mayo clinic, ada beberapa cara sederhana untuk mencegah muntaber, yakni:
- Pemberian vaksinasi muntaber, terutama untuk anak
- Cuci tangan dengan air mengalir sesering mungkin
- Gunakan barang-barang pribadi terpisah dari anggota keluarga lainnya di rumah.
Untuk mengetahui apa saja gejala muntaber, cek halaman 2. (*)
Baca Juga: Gejalanya Bahkan Hampir Sama, Ketahui Beda Keracunan Makanan dan Flu Perut atau Muntaber
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR