Seluruh kegiatan manusia serta tidak ada satu pun reaksi kimia dalam tubuh dapat berlangsung baik.
Menurut laporan The Indonesian Hydration Regional Study (THIRST), mengungkap 46,1% subjek yang diteliti mengalami kurang air atau hipovolemia (kondisi kekurangan cairan dan elektrolit) ringan), saat puasa.
Kejadian ini lebih tinggi pada anak-remaja (49,5%) dibandingkan pada orang dewasa(42,5%).
THIRST juga mengungkap prevalensi hipovolemia ringan pada daerah dataran rendah yang panas, lebih tinggi dibandingkan dengan dataran tinggi yang sejuk.
Ironinya, 6 dari setiap 10 subjek penelitian tidak mengetahui bahwa diperlukan minum lebih banyak bagi ibu hamil, ibu menyusui, orang yang berkeringat, dan bagi orang yang berada dalam lingkungan atau ruang dingin.
Mereka umumnya tidak mengetahui kebutuhan air minum sekitar 2 liter per hari.
BACA JUGA: Terkenal Hingga Mancanegara, Foto Para Seleb Indonesia Ini Terpajang di Tukang Es Singapore
Nah, bagaimana mencukupi kebutuhan air, terutama di bulan puasa? Tentu kesempatan minum air saat berpuasa adalah sejak matahari terbenam hingga terbit fajar.
Meskipun belum ada penelitian tentang pengaturan konsumsi air minum selama ibadah puasa, menurut Dr dr Saptawati Bardosono, MS ahli gizi Indonesian Hydration Working (IHWG), untuk mencukupi kebutuhan air, Moms bisa juga anggota keluarga lainnya bisa menggunakan rumus 2 + 4 + 2.
Rumus tersebut artinya;
BACA JUGA: Segar dan Lezat, Deretan Minuman Ini Efektif Membuat Moms Bisa Tidur Seperti Bayi
*Saat berbuka: Awali berbuka dengan 1 gelas air putih. Setelah menyantap hidangan berbuka, kembali minum air putih 1 gelas.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR