Nakita.id - Tahukah Moms, kanker darah atau Leukemia menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita oleh anak-anak.
Penyakit kanker sendiri masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.
Menurut Global Cancer Observatory (GLOBOCAN), pada tahun 2020 di Indonesia terdapat 396.914 kasus kanker dengan angka kematian mencapai 234,511.
Untuk kanker darah sendiri mencapai 23.660 kasus, sehingga disebut kanker paling umum kedua di Indonesia.
Pada tahun 2018 dieperkirakan terdapat sekitar 33,5% kasus Leukemia baru pada anak laki-laki umur 0-19 tahun dan 31% pada anak perempuan di Indonesia.
Selain Leukemia, ada dua jenis kanker darah lainnya yang paling umum di Indonesia, yakni Limfoma dan Myeloma.
Kanker darah disebabkan oleh disfungsi di dalam pertumbuhan dan perilaku sel, sehingga menyebabkan kelebihan sel darah putih yang diproduksi sumsum tulang yang kenudian mengarah ke kanker.
Namun sayangnya, sampai saat ini belum ada tes skrining yang mampu mendeteksi kanker darah sejak dini.
Sehingga, pengidapnya hanya bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang salah dengan tubuh mereka ketika mengalami gejala kanker.
Baca Juga: Bocah Pengidap Leukemia Usia 2 Tahun Gagal Kemoterapi karena Dinyatakan Positif Virus Corona
Nah Moms, dengan kemajuan teknologi medis saat ini, para ahli medis telah menemukan pengobatan terbaru untuk kanker darah
Yakni dengan Terapi Sel T Chimeric Antigen Receptor (CAR) ataubterali Sel T CAR.
Dr Ang Peng Tiam, Direktur Medis dan Konsultan Senior Onkologi Medis, Parkway Cancer Centre mengatakan bahwa Terapi Sel T CAR merupakan pengobatan kanker darah terkini dan paling modern, hasilnya pun menjanjikan dengan tingkat keberhasilan paling tinggi.
"Dalam tiga dekade terakhir, kami telah melihat perkembangan yang luar biasa pada metode pengobatan terbaru untuk kanker," kata Dr Ang dalam acara konferensi pers mengenai Terapi Sel T CAR untuk Kanker Darah, pada Rabu (20/4/2022).
"Pengobatan tersebut menjadi lebih efektif dengan efek samping yang lebih kecil," lanjutnya.
Kemudian, Dr Colin Phipps Diong, konsultan senior, Hematologi, Parkway Cancer Centre menjelaskaan seperti apa cara kerja terapi Terapi Sel T CAR.
"Terapi Sel T CAR dilakukan dengan cara mengambil Sel T dari pasien dan kemudian memodifikasinya di laboratorium hingga dapat mengenali target kanker di dalam tubuh. Setelah proses ini selesai, sel-sel tersebut dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien," kata Dr Colin.
Sel T adalah sel darah putih yang mendeteksi dan menghancurkan sel-sel abnormal di dalam sistem kekebalan tubuh manusia.
Namun, pada pasien kanker darah kemampuan Sel T biasanya terganggu sehingga tidak dapat mendeteksi atau menghancurkan sel-sel kanker tersebut.
Baca Juga: Tak Disarankan Diberikan pada Bayi dan Anak-anak, Vaksin Covid-19 Ternyata Picu Leukemia, Benarkah?
Sama halnya dengan pengobatan lainnya, terapi Sel T ini memiliki efek samping, gejalanya termasuk demam tinggi, merinding, kesulitan bernapas, sakit kepala, detak jantung yang cepat dan lainnya.
Ada beberapa kelompok pasien yang tidak memenuhi syarat untuk mengikuti terapi Sel T CAR.
Misalnya seperti pasien yang memiliki hipertensi intrakranial atau tidak sadarkan diri, gagal pernapasan, pasien dengan koagulasi intavaskular internal diseminata, dan pasien hematosepsis atau infeksi aktif yang tidak terkendali.
Untuk mendapatkan perawatan Sel T CAR, ada beberapa proses yang harus dilewati oleh pasien.
Proses awal dimulai dengan skrining dan mengambil Sel T, diikuti oleh modifikasi Sel T, kemudian melakukan kemoterapi sebelum Sel T dimasukan kembali, kemudian proses memasukan Sel T CAR ke dalam tubuh.
Saat Sel T CAR dimasukan ke dalam tubuh, dia akan mulai mengikat sel-sel kanker dalam tubuh dan menghancurkannya.
Setelah menyelesaikan proses proses tersebut karena ASEAN kemudian akan melalui fase pemulihan dan tindak lanjut.
Masa pemulihan berlangsung selama 6-8 minggu kedepan, tim dokter akan dengan cermat memantau kondisi pasien dan efek sampingnya.
Baca Juga: Digilai Sejuta Umat, Makanan dan Minuman Ini Justru Tingkatkan Risiko Terkena Leukimia, Apa Saja?
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR