Nakita.id - Kenapa, ya, sudah KB tapi masih hamil. Yuk, kita bahas apa yang menjadi pengaruhnya.
Setelah menikah, salah satu keputusan yang diambil Moms dan Dads adalah untuk ikut KB.
Namun, banyak yang bertanya-tanya, sudah KB tapi, kok, masih hamil juga, ya?
Ternyata, hal ini dipengaruhi oleh berbagai macam hal, lo, Moms.
Dari penggunaan kondom setelah ikut KB, dan tempat penyimpanan pil KB.
Bagaimana, bisa? Yuk, kita bahas satu per satu.
1. Penggunaan kondom setelah ikut KB
Mungkin Moms berpikir bahwa setelah mengonsumsi pil KB atau menerima suntik KB, kemudian sudah aman dari kehamilan.
Sehingga, tepat setelah menerima KB Moms dan Dads bisa berhubungan intim tanpa kondom. Ini salah satu pendapat yang sebaiknya diluruskan, Moms.
Mengapa bisa begitu? Inilah sebabnya mengapa sudah KB tapi masih hamil juga.
Kehamilan terjadi karena berhubungan intim tanpa kondom 1 minggu pertama setelah ikut program KB biasanya.
Perlu diketahui Moms, pil dan suntik KB tidak bisa langsung bekerja setelah Moms mengonsumsi dan mendapatkannya.
Setelah mengonsumsi pil KB, setidaknya Moms harus menunggu terlebih dahulu selama 5 hingga 7 hari.
Di rentang waktu itulah, pil KB akan bekerja.
Maka dari itu, selama rentang waktu 5 hingga 7 hari, Moms dan Dads perlu untuk menggunakan kondom setiap berhubungan intim.
Melansir dari Medical News Today, pil KB memiliki 99 persen efektivitas dalam mencegah kehamilan.
Namun, pil tersebut tidak akan efektif apabila terjadi berhubungan intim tanpa kondom di minggu pertama setelah konsumsi.
Lalu, bagaimana untuk program KB dengan menggunakan injeksi atau suntik?
Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan: Benarkah Konsumsi Pil KB Bisa Bikin Sulit Hamil? Begini Penjelasannya Moms
Sama seperti pil KB, suntik KB baru bisa bekerja setelah 5 hingga 7 hari.
Maka, dalam rentang waktu tersebut penggunaan kondom saat berhubungan intim sangat dibutuhkan.
2. Tempat penyimpanan
Moms bisa mendapatkan pil KB dengan mendapatkan resep dari dokter.
Apapun yang diinstruksikan oleh dokter, pastikan Moms mengingat atau mencatatnya.
Salah satu yang penting adalah dimana tempat yang aman untuk menyimpan pil KB.
Melansir dari Verywell Health, pil KB sebaiknya diletakkan di tempat yang sejuk, dan terhindar dari paparan sinar matahari, panas, dan kelembapan.
Mengapa begitu?
Sebab, tiga hal tadi akan mengurangi efektivitas dari pil KB itu sendiri.
Suntik KB 3 bulan tapi tetap menstruasi, apakah bisa hamil?
Bagi Moms yang menginginkan untuk ikut program KB, namun tidak ingin mengonsumsi pil KB, bisa dengan memilih injeksi atau suntik.
Suntik KB biasanya diberikan setiap 3 bulan sekali.
Pada dasarnya, menstruasi pada Moms yang sudah suntik KB adalah sebuah efek samping yang tergolong wajar.
Menstruasi setelah suntik KB 3 bulan terjadi dengan gejala yang bermacam-macam.
Ada yang hanya spotting atau hanya mengeluarkan bercak darah saja, namun ada juga yang mengalami pendarahan haid yang banyak.
Banyak juga yang mengalami gejala ini selama beberapa minggu, atau lebih lama dibandingkan siklus menstruasi biasanya.
Ada juga yang tidak menstruasi sama sekali.
Gejala-gejala tersebut adalah salah beberapa dari efek samping suntik KB yang masih aman, namun apabila Moms merasa was-was tak ada salahnya jika Moms berkonsultasi dengan dokter.
Baca Juga: Tidak Menstruasi Selama Minum Pil KB Bisakah Jadi Ciri-ciri Hamil? Ini Penjelasannya
Sama seperti pil KB, walaupun sudah suntik KB, Moms tetap masih bisa hamil.
Hal ini biasanya terjadi apabila Moms tidak mendapatkan suntik KB selanjutnya secara teratur.
Ingat, suntik KB perlu didapatkan dengan jarak 3 bulan.
Pastikan Moms mendapatkan suntik KB sesuai dengan waktunya.
Sejauh ini, Indonesia menggunakan suntikan Depo-Provera untuk suntik KB.
Memang, menurut Cleveland Clinic, Depo-Provera efektif untuk mencegah kehamilan hingga 96 persen.
Namun, perlu disiplin dalam menggunakannya, sehingga Moms tak 'kebobolan'.
Itulah yang perlu Moms ketahui mengenai risiko sudah KB tapi masih hamil.
Agar tak terjadi serupa, perlu disiplin dalam mendapatkan suntikan selanjutnya, penggunaaan kondom, dan menyimpan di tempat yang aman.
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR