Nakita.id - Begini kata Kementerian PPPA terkait gender dominan bisa jadi penyebab Mom shaming.
Gender dominan adalah suatu kondisi dimana laki-laki lebih mendominasi dibandingkan perempuan.
Indonesia sendiri dikenal sebagai negara patriaki, dimana segala keputusan kebanyakan para laki-laki lah yang berhak menentukan.
Padahal, laki-laki dan perempuan sendiri memiliki hak yang sama sebagai warga negara.
Hal tersebut juga sudah tertuang dalam Undang-undang Dasar Nomor 12 tahun 2011.
Dengan adanya undang-undang tersebut diharapkan para perempuan bisa memiliki hak yang sama dengan laki-laki.
Karena gender dominan sendiri sangat merugikan perempuan.
Perempuan menjadi terbatas mengekspresikan dirinya, bahkan ketika menjadi seorang ibu pun Moms menjadi sulit mengambil keputusan untuk buah hatinya karena yang memegang kendali adalah suami.
Padahal ibu lah yang paling tahu apa yang terbaik untuk buah hatinya.
Baca Juga: Supaya Bisa Saling Menghargai, Begini Cara Memutus Rantai Mom Shaming Menurut Psikolog
Benarkah Gender Dominan Bisa Jadi Penyebab Mom Shaming?
Menurut Rohika Kurniadi Sari, SH., MSi, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Pengasuhan dan Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, gender dominan memang sudah pasti bisa jadi penyebab Mom shaming.
Terkadang, para laki-laki menyerahkan begitu saja pola pengasuhan anak terhadap ibunya.
Apabila pengasuhan tersebut tidak berjalan baik maka biasanya para suami justru protes dan memberikan kritik.
Padahal mengasuh dan mendidik anak bukan hanya tugas ibu saja melainkan tugas bersama.
Adanya gender dominan sendiri bisa membuat relasi antara suami, istri tidak seimbang.
Sehingga bisa memicu terjadinya Mom shaming.
"Itu pasti, karena gender dominan yang dimaksud adalah dominasi laki-laki apalagi Indonesia ini merupakan negara patriaki. Jadi, dominasi laki-laki terhadap perempuan adalah relasi antara hubungan suami, istri ini tidak seimbang jadi ini bisa jadi pemicu adanya Mom shaming,"
ungkap Rohika dalam wawancara khusus bersama Nakita, Rabu (13/4/2022).
Baca Juga: Jangan Acuh, Begini Peran Suami Untuk Para Moms yang Mengalami Mom Shaming
Peran Suami Terhadap Fenomena Mom Shaming
Seperti diketahui, support system sendiri sangat dibutuhkan ketika seorang ibu mendapatkan tindakan Mom shaming.
Karena biasanya, ketika mendapat tindakan Mom shaming para ibu akan merasa bersalah dan tidak percaya diri dengan pola asuh yang sudah dilakukannya selama ini.
Maka dari itu, peran suami sangat dibtuhkan untuk membuat para ibu menjadi lebih kuat.
Menurut Kementerian PPPA sendiri ada beberapa dukungan yang bisa dilakukan suami kepada istrinya yang menjadi korban Mom shaming, sebagai berikut ini:
1. Beri Dukunga Moril dan Materil
Rohika mengatakan, para suami memiliki kewajiban untuk membahagiakan istrinya.
Dengan memberikan dukungan baik secara moril dan materil.
"Petama, penting sekali untuk memberikan dukungan kepada istri baik moril dan materil. Artinya ya memang bahagiakan lah istrinya, apapun bahwa istri adalah belahan jiwa yang memang perlu dukungan," ungkap Rohika dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Rabu (13/4/2022).
Baca Juga: Bukan Dengan Marah, Begini Cara Mencegah Supaya Tidak Mudah Menjadi Korban Mom Shaming
Bagi Rohika, dukungan tersebut sangat penting karena bisa membuat langkah istri menjadi lebih ringan.
"Dukungan sangat penting karena bisa membuat langkah menjadi sangat ringan, dan mudah," sambung Rohika.
2. Berikan Apresiasi
Salah satu dukungan yang bisa diberikan adalah dengan mengapresiasi segala hal yang dilakukan ibu. Dengan begitu, para istri pun menjadi lebih merasa dihargai.
3. Memiliki Kesadaran Terkait Tanggung Jawab Pengasuhan
Para suami juga diharapkan memiliki kesadaran bahwa mengasuh anak merupakan tanggung jawab bersama bukan dilimpahkan pada ibu saja.
"Kemudian, para suami juga harus sadar bahwa ia memiliki tanggung jawab yang sama terhadap pengasuhan," kata Rohika.
4. Meluangkan Waktu Khusus
Rohika juga berharap supaya para suami bisa meluangkan waktu khusus untuk istrinya.
"Meluangkan waktu khusus untuk memperhatikan istri, melakukan hal-hal mudah dan ringan secara bersama-sama menjadi sesuatu yang sangat berharga untuk istri," tutup Rohika.
Baca Juga: Apakah Ada Kaitannya Mom Shaming dengan Baby Blues? Begini Penjelasan dari Psikolog
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR