Nakita.id - Apakah Moms kerap mendengar tentang mitos vs fakta kehamilan anak kembar?
Banyak pasangan suami istri menginginkan untuk hamil anak kembar.
Kehamilan kembar sendiri hanya bisa terjadi ketika dua sel telur dibuahi oleh sel sperma bersamaan.
Karena kehamilan kembar dianggap 'istimewa' maka banyak juga ibu hamil yang masih salah kaprah saat hamil anak kembar.
Nah, agar tidak termakan kabar hoaks, berikut mitos kehamilan tentang bayi kembar yang harus kalian tahu seperti dikutip dari Kompas:
1. Morning sickness
Morning sickness memang menjadi gejala biasa yang dialami ibu hamil.
Hanya saja hamil kembar disebut menyebabkan morning sickness yang lebih parah.
Faktanya, morning sickness pada kehamilan kembar akan sama aja dengan kehamilan biasa.
Baca Juga: Mitos VS Fakta Kehamilan Ibu Hamil Dilarang Bepergian Mudik Jauh, Benarkah?
2. Tidak bisa punya anak kembar lagi
Ada mitos mengatakan bahwa keturunan bayi kembar biasa "lompat" satu generasi.
Artinya, anak kembar tidak akan bisa memiliki anak kembar lagi.
Faktanya, anak kembar juga bisa memiliki keturunan kembar.
3. Semua bayi kembar akan lahir prematur
Ini merupakan salah satu mitos paling umum yang sering terdengar mengenai bayi kembar.
Ibu hamil kembar disebut selalu akan melahirkan prematur.
Faktanya, kelahiran prematur bisa terjadi pada siapa saja dan tidak harus pada bayi kembar.
Untuk mencegah kelahiran prematur, ibu hamil harus menjalankan diet kaya akan gizi yang sehat.
Apalagi jika kalian memiliki dua janin di dalam kandungan.
4. ASI sedikit
Ibu hamil bayi kembar dikatakan akan bermasalah dengan ASI.
Ini karena ibu bayi kembar akan menyusui dua bayi sekaligus.
Akibatnya, produksi ASI akan sedikit.
Faktanya, masalah produksi ASI juga bisa dialami oleh ibu hamil anak satu.
Kuncinya adalah Moms harus menjaga asupan gizi agar produksi ASI bisa lancar.
5. Salah satu bayi kembar kelainan
Salah satu mitos yang sering terdengar tentang bayi kembar, salah satunya akan mengalami kelainan.
Ini salah besar karena kelahiran cacat atau kelainan pada bayi bisa dialami juga pada ibu hamil anak satu.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR