www.Tabloid-Nakita.com.- Mama sering meminta si kecil segera menyikat gigi setelah makan? Memang, gigi jadi bersih dan napas terasa segar. Namun, apakah Mama tahu kalau gosok gigi setelah makan justru bisa membuat gigi keropos? Nah, berikut beberapa hal menarik seputar gigi anak dan perawatannya, seperti yang dijelaskan oleh drg. Idial Trixi Aspaningrum, SpKGA dari Brawijaya Clinic @Oktroi Plaza Kemang
• Gosok gigi setelah makan bikin gigi anak keropos. Di dalam mulut terdapat saliva (air liur) yang bersifat buffer effect atau penyeimbang. Saat makan, pH normal saliva yang semula 6,8 akan turun hingga mencapai pH kritis, yaitu 4. Langsung menyikat gigi setelah makan juga dapat melemahkan email gigi. Apalagi jika usai mengonsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam. Karena itu sebaiknya sikat gigi dilakukan 15—20 menit setelah makan. Selain itu, berkumur dengan air putih matang setiap kali selesai makan dapat mempercepat pH saliva dalam mulut kembali normal, sehingga tidak sempat melemahkan email gigi.
• Penelitan FKG UI mengungkap jumlah kehadiran di sekolah pada anak dengan gigi berlubang lebih rendah dibanding dengan anak yang mempunyai gigi sehat. Anak yang mempunyai gigi berlubang dan tidak dirawat akan mengalami rasa sakit berulang. Di saat rasa sakit tersebut muncul anak akan susah berkonsentrasi sehingga enggan pergi ke sekolah. Sedangkan anak dengan gigi bersih dan sehat mempunyai kecenderungan lebih percaya diri saat mengajukan pertanyaan pada gurunya, dan berdiskusi langsung dengan dirinya. Konsentrasinya pun jauh lebih baik karena tidak ada keluhan dalam rongga mulutnya. Tentu hal positif ini dapat memengaruhi prestasinya.
• Makanan manis dapat merugikan gigi, tapi hampir mustahil untuk melarang anak-anak untuk tidak mengonsumsi makanan tersebut. Namun, ada beberapa cara untuk mengatasinya:
- Jangan jadikan makanan manis sebagai hadiah kepada anak.
- Gantilah camilan manis dengan buah, sayur, dan kacang-kacangan.
- Berikan camilan manis pada saat bersamaan dengan waktu dessert. Kalau anak sudah kenyang, biasanya konsumsi makanan manis saat dessert bisa dikontrol.
- Biasakan anak berkumur setiap habis makan makanan manis.
• Sikat gigi yang tepat untuk anak-anak adalah sikat gigi yang memiliki bulu-bulu lembut karena gigi dan gusi anak sedang dalam masa pertumbuhan. Sikat gigi dengan bulu keras hanya akan menyebabkan rasa sakit dan bahkan bisa menyebabkan gusi berdarah. Sikat gigi juga harus memiliki kepala bulat agar tidak menyakiti gigi serta pipi dari dalam. Ukuran kepala sikat giginya harus sesuai dengan ukuran mulut anak sehingga dapat mudah masuk ke dalam mulutnya. Di pasaran telah beredar sikat gigi sesuai usia anak, berkaitan dengan ukuran rahang, jenis gigi, dan jenis makanan yang dikonsumsi anak pada usia tertentu. Mama Papa juga dapat memilih sikat gigi yang memiliki gambar kartun favorit anak.
• Bentuk gagang sikat gigi harus mudah dipegang oleh anak. Untuk anak balita yang masih perlu bantuan dalam menyikat gigi, carilah sikat gigi dengan gagang panjang yang akan memungkinkan orangtua lebih mudah dalam menyikat gigi anak.
• Pasta gigi untuk balita adalah pasta gigi dengan kandungan flouride dan detergen yang sangat sedikit serta tidak mengandung pemutih sehingga aman bila tertelan pada anak yang belum mampu untuk berkumur dengan baik. Penggunaan pasta gigi cukup seukuran biji jagung di ujung depan bulu sikat gigi anak.
• Sebelum umur 1 tahun, penggunaan pasta gigi belum perlu, karena anak belum mengonsumsi makanan padat. Setelah umur 1 tahun, saat anak mulai makan makanan padat, diperlukan detergen untuk melepas perlekatan sisa makanan dari gigi. Untuk itu, anak mulai dikenalkan dengan penggunaan pasta gigi saat membersihkan giginya.
• Biasakan si kecil gosok gigi 2 kali sehari sebagai kebiasaan. Pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur sehingga anak akan merasa ada sesuatu yang kurang jika belum menggosok gigi terutama malam sebelum tidur. Jadikan kegiatan menyikat gigi sebagai hal menyenangkan bagi anak. Cara menggosok gigi yang benar adalah membersihkan seluruh permukaan gigi. Menurut Juliette Scott, dokter gigi spesialis gigi anak dari Australian Dental Association, kebiasaan merawat gigi dan mulut bisa dimulai sejak bayi berusia 4 bulan. Mama bisa menggunakan kasa steril basah untuk membersihkan bagian dalam mulut si kecil sambil memberi gusi sedikit pijatan.
• Cara efektif mengajari anak sikat gigi adalah di depan cermin. sehingga anak bisa melihat caranya menyikat yang benar. Sikat seluruh permukaan gigi. Gerakan sikat pada bagian gigi depan dilakukan dengan gerakan menyapu ke atas dan ke bawah dan bagian luar gigi kiri dan kanan dengan gerakan memutar. Tidak lupa gigi bagian dalam dan permukaan kunyah gigi juga dibersihkan. Jika anak menolak, proses menyikat gigi bisa dilakukan oleh Mama atau Papa. Pangku anak berhadapan dengan tubuh sedikit direbahkan ke belakang, kemudian proses sikat gigi dilakukan dari arah belakang anak.
• Pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Berguna untuk memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak serta mendeteksi kelainan gigi sejak dini. Kunjungan pertama ke dokter gigi sebaiknya dilakukan pada saat anak berusia dua tahun dan dalam keadaan gigi sehat, sehingga anak hanya diperiksa tanpa ada tindakan yang menyakitkan. Hal ini untuk menghindari kesan buruk anak terhadap dokter gigi. Persiapkan mental anak sebelum datang ke dokter gigi dengan cara menceritakan tugas dokter gigi, perlihatkan foto-foto dokter gigi, jangan menakut-nakuti anak, jangan jadikan dokter gigi sebagai hukuman (“Awas kalau nakal nanti dibawa ke dokter gigi”).
• Konsumsi makanan bermanfaat bagi gigi dan hindari kebiasaan yang merugikan gigi anak. Perbanyak asupan sayur dan buah serta rutin minum susu. Kurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak karbohidrat, khususnya jenis glukosa dan sukrosa. Kandungan glukosa dan sukrosa biasanya terdapat pada makanan manis dan lengket.
(Faras Handayani/Santi. Foto: verywell.com)
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR