Tabloid-Nakita.com - Sejak usia 2 tahun, anak sudah menjadi pribadi sendiri dan mulai menyadari bahwa dirinya berbeda dengan orang lain. Karena itulah muncul keinginannya untuk bersama-sama dengan anak lain. Di usia 4 tahun, ketika anak umumnya sudah “bersekolah” di TK, ketertarikan untuk berteman semakin kuat, khususnya dengan teman sebaya. Pola, minat, cara bermain yang hampir sama membuat mereka merasa ada kecocokan.
Apa sebenarnya manfaat punya teman akrab bagi si kecil?
Semua pasti setuju bahwa luasnya pergaulan akan memberi banyak manfaat di masa depan. Di usia prasekolah pun hal ini sudah terlihat. Anak-anak yang banyak temannya umumnya lebih percaya diri, luwes atau mudah menyesuaikan diri dengan orang/lingkungan yang berbeda, mudah berempati, mudah bergaul, bisa menjadi mediator/penengah konflik, bisa bekerja sama dengan siapa saja, mampu bersikap asertif (tegas) dan sebagainya.
Anak-anak ini akan terlihat menonjol di lingkungannya sehingga sering mendapat kesempatan untuk tampil atau memimpin teman-temannya. Si prasekolah pun semakin sadar kalau bermain bersama itu jauh lebih seru dibandingkan bermain sendiri. Saat bermain bersama, ia bisa bertukar mainan, bekerja sama, saling membantu, adu kepintaran, dan sebagainya.
Jika kemampuan sosial si kecil tidak ditempa dengan baik tentu tidak akan berkembang dengan baik, dan bisa berakibat:
• Anak sulit berinteraksi dengan lingkungan. Sikapnya selalu kikuk, tidak pede, menarik diri dari keramaian dan sulit bersikap tegas terhadap tekanan dari orang lain.
• Tidak belajar mengembangkan berbagai perasaan, seperti empati, toleransi, berbagi dan selera humor.
• Pergaulannya terbatas, sehingga wawasannya juga terbatas.
Agar manfaat punya teman akrab semakin maksimal, pastikan saat si kecil bermain berdua temannya, lingkungan di sekitar aman dan nyaman. Berikut rambu-rambu saat bermain bersama:
• Tempat bermain tak harus luas, yang penting si kecil memiliki ruang yang cukup untuk bermain dan bergerak bebas.
• Ajak anak dan si teman bereksplorasi di luar (outdoor). Bukankah bila mereka selalu berada di dalam ruangan akan bosan?
• Pastikan tidak ada benda atau sesuatu yang dapat membahayakan anak kala bermain. Misal, dinding yang kasar, lantai pecah, atau pagar/pembatas halaman dengan jalan yang mudah dilalui anak.
• Batasi tempat eksplorasi, baik indoor maupun outdoor, sehingga setiap pergerakan anak dapat diawasi.
• Kenalkan dengan aturan-aturan. Sejak usia batita anak sudah dapat belajar tentang aturan. Misal, jangan mengambil milik teman, jadi jika si kecil hendak mengambil gelas milik temannya ketika hendak minum, katakan, “Sayang, gelasmu yang ini.” Peraturan lain yang biasa diterapkan adalah, “Sehabis bermain kita harus menyimpan semua mainan kembali ke tempat semula.”
Nah, Mam, sudah siapkah menciptakan kesempatan berteman bagi si kecil? Sekali lagi, pertemanan bisa diawali dalam lingkup kecil dahulu, berdua saja. Ingatlah berbagai manfaat jika anak punya teman akrab. Saat berkegiatan berdua, si kecil belajar banyak hal; dari bekerja sama, saling membantu, saling mendukung dan saling menyempurnakan.
(Faras Handayani)
KOMENTAR