Reaksi alergi tersebut dapat terjadi ketika kulit terpapar atau kontak langsung dengan zat alergen.
Pada alergi kulit zat alergen bisa berasal dari bulu hewan, tanaman, atau produk dengan bahan kimia.
"Pengobatan alergi kulit mestinya adalah pencegahan, kalau obat-obatan memang diperuntukkan untuk mengurangi gejalanya," kata dr Sri.
"Jadi kalau misalnya gatal-gatal kita kasih obat antihistamin lalu gejalanya hilang," lanjutnya.
2. Alergi saluran napas
"Misalnya alergi di saluran napas dan menyebabkan asma, itu pencegahannya sama kita hindari zat alergennya sebisa mungkin," kata dr Sri.
Alergi di saluran napas biasanya dipicu oleh zat alergen seperti debu, bulu hewan, serbuk sari, dan lainnya yang terhirup.
Untuk menanganinya, dr Sri menyarankan agar Moms menyiapkan pengobatan jangka pendek dan jangka panjang.
"Pengobatan jangka pendek kita kasih inhalasi dan mungkin sesaknya akan berkurang, tapi besok bisa saja kambuh lagi karena debunya ada terus," kata dr Sri.
"Sementara pengobatan jangka panjang adalah pemberian obat yang diminum terus-terusan dalam jangka waktu tertentu," lanjutnya.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR