TANYA:
Bu Mayke, anak saya berumur 20 bulan. Kemampuan bicaranya sebatas mengucapkan beberapa patah kata saja. Apakah anak saya terlambat berbicara? Apa solusi yang harus saya lakukan? Sejak bayi perkembangannya normal dan kami sekeluarga banyak mengajak bicara pada si kecil, termasuk pengasuhnya. Anak saya mengerti semua intruksi yang diberikan.
Saya mohon jawabannya karena kami sangat stres memikirkannya. Sebagai informasi, waktu dia berumur 14 bulan, saya melahirkan anak kedua. Apakah karena punya adik, sehingga berpengaruh pada perkembangan atau kemampuan bicaranya? Terima kasih atas jawabannya.
Anisa - via e-mail
JAWAB:
Ibu Anisa, Anda dan keluarga sudah banyak memberikan rangsangan pada anak pertama dengan mengajaknya berbicara. Menurut Ibu, kemampuan berbicara putra Bu Anisa saat ini sebatas mengucapkan beberapa patah kata saja. Dari pernyataan Anda, saya hanya bisa mereka-reka apakah kekhawatiran Ibu muncul karena jumlah kata yang diucapkan oleh anak terlalu sedikit ataukah karena dia belum bercakap-cakap dalam bentuk kalimat.
Berdasarkan penelitian di negara barat, ada norma yang berlaku umum, yaitu antara usia 16--24 bulan anak-anak menguasai sekitar 50 kata dan terus meningkat sampai sekitar 400 kata; pada usia sekitar dua tahun anak-anak lebih banyak menggunakan kalimat dua kata. Di sisi lain, dari pengalaman di lapangan, ada anak yang sudah mulai mengucapkan kata-kata tunggal pada usia 7 bulan, mampu menyebutkan kalimat yang terdiri atas dua kata pada usia sekitar 12 bulan. Namun ada juga yang sampai usia dua tahun baru bisa menyebutkan beberapa kata saja dan barulah beberapa bulan setelah usia dua tahun anak tersebut tiba-tiba bisa berbicara lancar dengan menggunakan kalimat-kalimat.
Berarti sekalipun ada norma umum perkembangan bahasa/bicara untuk anak, namun pada kenyataannya tidak semua anak berkembang mengikuti norma tersebut. Ada yang lebih cepat perkembangannya, ada yang sedikit lebih lambat dan ada yang mengalami keterlambatan perkembangan bahasa/bicara. Beberapa faktor ikut menentukan perkembangan seorang anak, seperti faktor genetik, tempo perkembangan, perangsangan lingkungan, dan lain-lain.
Kembali pada putra Ibu, menurut asumsi saya, tidak lama lagi dia akan berbicara lebih banyak kata dan lambat laun mampu bertutur dalam kalimat yang terdiri atas dua kata. Mengapa demikian? Karena saat ini anak bisa diajak berinteraksi, mengerti percakapan/perintah-perintah sederhana, mampu mengucapkan beberapa kata tunggal. Sekalipun perkembangannya tidak terlalu cepat, namun tidak berarti mengalami keterlambatan perkembangan bicara.
Keadaan yang perlu diwaspadai adalah kalau terjadi kemunduran perkembangan bahasa, misalnya saat terjadi interaksi dengan seseorang, anak sulit/tidak mau memerhatikan lawan bicaranya, jumlah kata yang dia ucapkan makin sedikit, lebih suka menyendiri di antara teman-teman yang sedang asyik beraktivitas, padahal sebelumnya tidak menampakkan gejala tersebut.
Apa yang harus Ibu lakukan? Tetap saja mengajaknya bercakap-cakap, sesekali gunakan gambar-gambar untuk memperkenalkan benda dan kegiatan yang berlangsung di sekitarnya, bercerita dari buku cerita bergambar dengan sedikit tulisan di bawahnya. Berbicaralah dalam kalimat yang pendek, tempo percakapan diperlambat. Berikan kesempatan pada anak untuk mengemukakan apa yang dia inginkan, tidak memburu-buru dia untuk cepat-cepat mengucapkan kata-kata.
Pengaruh kehadiran adik terhadap terlambatnya perkembangan bicara bisa berpengaruh tetapi bisa juga tidak, bergantung pada seberapa besar lingkungan memperlakukan dia. Kalau dia tidak merasa terkucil akibat kehadiran adik, tetap mendapat perhatian dari orangtua dan keluarga besar maka tidak ada dampak yang berperan pada anak.
KOMENTAR