Nakita.id – Tak boleh sembarangan, begini cara memilih alat kontrasepsi yang baik menurut para ahli.
Mengetahui cara memilih alat kontrasepsi yang baik merupakan suatu hal yang sangat penting dilakukan para perempuan yang sudah menikah.
Pasalnya, tanpa tahu cara memilih alat kontrasepsi yang benar, para perempuan akan menjadi lebih sering dan mudah hamil.
Padahal, kehamilan sendiri tidak boleh terlalu sering karena banyak risikonya.
Kehamilan yang terlalu sering bisa membahayakan kesehatan Moms dan sang buah hati.
Idealnya, jarak kehamilan minimal dua tahun supaya Moms dan Si Kecil lebih siap ketika memiliki adik.
Karena di dua tahun pertama kehidupan anak, Moms harus mampu memberikan yang terbaik untuk anak supaya tumbuh kembangnya optimal.
Salah satunya adalah dengan memberikan ASI (Air Susu Ibu) sampai anak berusia 2 dua tahun.
Nah, jika anak memiliki adik sebelum usia dua tahun, secara otomatis ASI yang didapat akan berkurang.
Baca Juga: Supaya ASI Tetap Lancar, Berikut KB Untuk Ibu Menyusui yang Aman
Maka dari itu, penting sekali yang namanya pemasangan alat kontrasepsi untuk dilakukan para Moms.
Pemasangan alat kontrasepsi sendiri juga tidak boleh sembarangan, Moms.
Pemilihannya harus disesuaikan dengan kondisi tubuh Moms saat ini.
Usahakan juga untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memilih dan memasang alat kontrasepsi.
Cara Memilih Alat Kontrasepsi
Seperti diketahui, ada berbagai jenis alat kontrasepsi yang saat ini beredar di Indonesia, baik itu yang menggunakan hormon ataupun tanpa hormon.
Menurut dr. Charnaen M. Ibrahim, Sp.OG dari Rumah Sakit Pondok Indah - Bintaro Jaya, cara memilih alat kontrasepsi yang baik adalah dilihat dari dua faktor, yakni tingkat kesuksesannya dan efek sampingnya.
“Cara memilih kontrasepsi, pertama dari segi succesful (keberhasilan), dan efek samping,” ungkap dr. Charnain saat diwawancarai secara eksklusif oleh Nakita, Rabu (15/6/2022).
Baca Juga: Supaya Tak Kebobolan, Begini Cara Minum Pil KB yang Benar Moms
Alat Kontrasepsi yang Tingkat Keberhasilannya Tinggi
Jika dilihat dari tingkat keberhasilan dan efek sampingnya yang kecil metode kontrasepsi yang bisa dilakukan adalah steril.
Orang bisa melakukan steril apabila sudah benar-benar tidak ingin memiliki anak lagi.
“Kalau saya urutkan, nomor satu Moms bisa memilih steril jika memang sudah tidak ingin punya anak lagi. Efek sampingnya sangat kecil, dan keberhasilannya sangat tinggi,” sambung dr. Charnain.
Setelah steril, alat kontrasepsi yang tingkat keberhasilannya tinggi dan aman adalah IUD.
Karena, IUD tidak mengandung hormone jadi dinilai lebih aman Moms.
Kemudian Moms juga bisa menggunakan KB susuk, suntik, pil, obat, bahkan KB kalender sekalipun asalkan disesuaikan dengan planning yang ada.
“Setelah itu ada KB susuk, suntik, pil, obat, kalender, itu peringkatnya semakin ke bawah semakin tidak efektif dan ada efek samping tertentu maka pilihnya itu harus sesuai dengan planning kita seperti apa,” tegas dr. Charnain.
Senada dengan dr. Charnain, Dr.(H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) Kepala mengungkapkan, cara memilih alat kontrasepsi disesuaikan dengan kebutuhan.
“Cara memilih alat kontrasepsi harus sesuai dengan kebutuhan. Contohnya, orang yang baru menyusui, maka pilihlah alat kontrasepsi IUD yang tidak memengaruhi air susu, bisa suntik yang tiga bulan, atau kalau jumlah anaknya sudah cukup, maka bisa steril,” ungkap dr. Hasto dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Senin (6/6/2022).
Jika Moms sudah tidak menyusui, maka KB yang bisa digunakan adalah suntik satu bulan, pil kombinasi, ataupun IUD.
Bahkan, ketika melahirkan saja, Moms bisa langsung memasang alat kontrasepsi seperti IUD, susuk, atau bahkan steril sekalipun.
Sedangkan, untuk orang yang sudah berusia 40 tahun lebih, tidak disarankan untuk menggunakan KB suntik dengan hormon kombinasi. Maka, pakai yang satu hormon saja, yaitu progesteron supaya lebih aman.
Apabila Moms yang berusia 40 tahun tidak cocok menggunakan KB hormonal, maka gunakan IUD atau spiral saja.
KB untuk Perempuan di Bawah 20 Tahun
Angka perkawinan anak di Indonesia masih sangat tinggi dan anak-anak di usia 18 tahun sebenarnya belum layak untuk hamil.
Maka dari itu, tak ada salahnya untuk menggunakan alat kontrasepsi terlebih dahulu untuk menunggu fisiknya kuat menjalani kehamilan.
“Jika ingin menggunakan alat kontrasepsi, maka yang paling tepat adalah pil karena siklus menstruasinya akan tetap bagus. Ada juga orang yang menstruasinya nyeri sekali, maka cocok pakai hormon,” tutup dr. Hasto.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR